Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu angkat puing pesawat milik Iran (Foto: AFP )
Jakarta, Jurnas.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kemarin dengan para kepala gerakan pemukim yang enggan mendukung untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki.
Dilansir Middleeast, selama beberapa minggu terakhir, para pemukim menentang kondisi yang dinyatakan dalam rencana Presiden AS Donald Trump dengan alasan itu akan membuka pintu bagi negara Palestina sambil mengakhiri ekspansi pemukiman Israel di banyak Tepi Barat yang diduduki.
Rencana Trump untuk perdamaian Israel-Palestina termasuk Israel menjaga sebagian besar permukimannya di Tepi Barat yang diduduki, wilayah yang dicari oleh Palestina untuk memperkuat negara.
Palestina telah menolak proposal Trump. Semua pemukiman dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.
Menurut pernyataan dari Kantor Perdana Menteri, Netanyahu mengatakan kepada para pemimpin pemukim bahwa mereka berdiri di depan "peluang bersejarah untuk menerapkan kedaulatan atas Yudea dan Samaria", mengacu pada Tepi Barat yang diduduki.
"Perdana Menteri mengatakan diskusi dengan Amerika masih berlangsung," bunyi pernyataan tersebut.
Beberapa pemimpin pemukim yang berpartisipasi dalam pertemuan yang berlangsung di Yerusalem termasuk ketua Dewan Permukiman Israel Tepi Barat (Yesha) yang diduduki dan ketua Dewan Regional Lembah Jordan David Elhayani dan ketua Dewan Regional Samaria Yossi Dagan.
"Entah permukiman memiliki masa depan atau negara Palestina yang akan memilikinya - tetapi tidak keduanya," kata anggota parlemen sayap kanan Bezalel Smotrich kepada New York Times.
Netanyahu telah berulang kali mengatakan dia berencana untuk bergerak maju dengan secara sepihak mencaplok wilayah-wilayah ini mulai bulan depan, meskipun AS dilaporkan telah mengatakan kepadanya untuk "memperlambat proses" .
KEYWORD :Benjamin Netanyahu Tepi Barat