Sabtu, 23/11/2024 14:22 WIB

Canggungnya Komunikasi Iran-Irak pasca Wafatnya Soleimani

Soleimani yang merupakan seorang arsitek kepala kelompok-kelompok proksi Iran di seluruh wilayah, memang memegang status legendaris.

Komandan pasukan Al Quds, Qassem Soleimani (Foto: AP)

Baghdad, Jurnas.com - Gugurnya Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan pesawat tanpa awal pada Januari lalu, rupanya berdampak pada ruang gerak pasukan Iran di Irak saat ini.

Menurut laporan Al-Arabiya pada Kamis (11/6), Esmail Ghaani yang menjadi pengganti Soleimani dinilai kurang gesit. Komunikasinya dengan para pejabat sejumlah faksi di Irak pun tak seluwes sang jenderal.

Baru-baru ini, Ghaani datang ke Irak. Di sana, dia memberikan cincin perak sebagai oleh-oleh kepada faksi milisi Irak, hal yang konon menimbulkan kekecewaan karena Soleimani biasanya memberikan sejumlah uang tunai jika berkunjung ke Baghdad.

Untuk kunjungan keduanya itu, Ghaani juga harus mengajukan permohonan visa, sesuatu yang belum pernah terjadi pada masa Soleimani. Menurut Associated Press, ini menjadi sinyal bahwa pemerintah Irak mulai membatasi ruang gerak Iran di Irak.

Di antara faksi-faksi politik dan milisi Syiah Irak, Soleimani yang merupakan seorang arsitek kepala kelompok-kelompok proksi Iran di seluruh wilayah, memang memegang status legendaris.

Dengan karakter karismatik dan penutur bahasa Arab yang fasih, hubungannya dengan pejabat Irak nyaris tidak tertandingi.

Dia menyelinap masuk dan keluar dari Irak secara teratur untuk merencanakan, menengahi, dan memberikan bantuan uang tunai. Satu kunjungan kejutan olehnya cukup untuk menengahi kesepakatan antara faksi-faksi.

Sejak kematiannya, faksi-faksi Syiah mulai menunjukkan perselisihan. Mereka berdebat tentang kandidat utama sebanyak dua kali sebelum akhirnya memilih Mustafa al-Kadhimi.

Sementara Ghaani, kurang akrab dengan para pemimpin milisi Irak dan berbicara kepada mereka melalui seorang penerjemah. Pertemuan di Irak pun ditangani oleh Duta Besar Iran Iraj Masjedi, yang juga mantan anggota Pasukan Quds.

Hadiah cincin perak Ghaani yang secara simbolis penting dalam mazhab Syiah, dilakukan selama pertemuan pada April lalu dengan para pemimpin beberapa faksi milisi, menurut keterangan tiga pejabat anonim.

Ghaani mengatakan kepada mereka bahwa untuk saat ini, Iran harus bergantung pada dana Irak, menyusul krisis ekonomi Iran akibat sanksi AS dan pandemi virus corona baru (Covid-19).

KEYWORD :

Qassem Soleimani Iran Irak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :