Sabtu, 23/11/2024 14:00 WIB

Yaman Bakal Tingkatkan Produksi Minyak Mentah 25 Persen

Yaman akan meningkatkan produksi minyak mentahnya sebesar 25% menjadi 75.000 barel per hari dalam beberapa bulan mendatang.

ilustrasi ladang minyak. (Foto: Stringer/Reuters)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri energi Yaman Hadi Aws Abdullah al-Awd mengatakan, negaranya akan meningkatkan produksi minyak mentahnya sebesar 25% menjadi 75.000 barel per hari dalam beberapa bulan mendatang.

"Kementerian perminyakan telah mengajukan rencana untuk mengekspor kembali minyak mentah dari semua ladang minyak di Marib dan Shabwa dan kami telah berhasil merehabilitasi pelabuhan minyak al-Nashama di Laut Arab," ujar Hadi Aws Abdullah al-Awd, seperti dikutip Middleeast, Senin (15/06).

Pemerintah Abd-Rabbu Mansour Hadi yang didukung Saudi mengendalikan wilayah timur dan selatan tempat ladang minyak dan gas Yaman berada, sementara kelompok Houthi yang berpihak Iran mengendalikan ibu kota Sanaa dan terminal minyak Ras Issa di Laut Merah.

Perang saudara telah mencekik output energinya, menutup kilang Aden dan merusak infrastrukturnya, kata Awd, yang menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Yaman untuk meningkatkan produksi minyak mentah dan merehabilitasi sektor ini dalam waktu dekat.

Produksi minyak Yaman telah runtuh sejak 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi melakukan intervensi dalam perang untuk mencoba mengembalikan pemerintahan Hadi ke kekuasaan setelah digulingkan oleh Houthi.

Yaman memproduksi sekitar 127.000 barel per hari sebelum konflik dan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan telah membuktikan cadangan minyak sekitar 3 miliar barel. Ia memiliki dua aliran minyak mentah primer, dengan Marib yang ringan dan manis serta gravitasi sedang dan Masila yang lebih kaya akan sulfur.

Ia juga bekerja untuk membangun lebih banyak saluran pipa dan meningkatkan kapasitas penyimpanan terbatas di pelabuhan Nashima, yang mencapai 600.000 barel dibandingkan dengan 3 juta barel di pelabuhan Ras Issa yang dikuasai Houth, kata Awd.

Menteri juga mengatakan dia berharap Yaman akan melanjutkan produksi dan ekspor gas alam cair (LNG) dari fasilitas Balhaf tahun depan, dengan asumsi keamanan yang lebih baik dan pemulihan yang cepat dari pasar energi global.

Pabrik, yang dioperasikan oleh Total Prancis, menyatakan force majeure pada 2015 karena keamanan yang memburuk.

KEYWORD :

Minyak Mentah Pemerintah Yaman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :