Sabtu, 23/11/2024 14:37 WIB

Akhirnya, Vaksin Covid-19 Ditemukan di Inggris

Vaksin untuk virus corona baru (Covid-19) akhirnya berhasil dirampungkan oleh sekelompok ilmuwan di Imperial College London, Inggris.

Vaksin virus corona Italia memiliki antibodi yang dihasilkan pada tikus yang bekerja pada sel manusia, menurut tes yang dilakukan di Rumah Sakit Spallanzani, penyakit menular Roma. (File foto: Reuters)

London, Jurnas.com - Vaksin untuk virus corona baru (Covid-19) akhirnya berhasil dirampungkan oleh sekelompok ilmuwan di Imperial College London, Inggris.

Dikutip dari Al-Arabiya pada Rabu (17/6), vaksin eksperimental yang didanai US$51 juta tersebut akan mulai digunakan untuk mengimunisasi masyarakat Inggris pekan ini.

Untuk tahap pertama, pemerintah Inggris akan mengimunisasi 300 orang sehat dengan dua dosis kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Imperial.

Robin Shattock, yang memimpin penelitian vaksin di Imperial, mengatakan kelebihan vaksin tersebut ialah komposisi yang diperlukan sangat kecil. Artinya, dosis vaksin itu seperseratus dari dosis yang diuji oleh NIH dan Moderna Inc, karenanya jutaan dosis bisa relatif cepat diproduksi.

"Jika pemerintah Inggris ingin membeli cukup vaksin untuk populasi Inggris, kami sudah memiliki infrastruktur untuk mengantarkannya pada dua kuartal pertama tahun depan," kata Shattock.

Vaksin Imperial menggunakan untaian kode genetik sintetis berdasarkan virus. Setelah disuntikkan ke otot, sel-sel tubuh sendiri diinstruksikan untuk membuat salinan protein runcing pada coronavirus.

Vaksi itu pada gilirannya harus memicu respons kekebalan sehingga tubuh dapat melawan infeksi Covid-19 di masa depan.

Doug Brown, Kepala Eksekutif British Society for Immunology, mengatakan teknologi yang digunakan Imperial College London secara teoritis harus mengarah pada kekebalan jangka panjang terhadap virus corona, meski sekarang perlu melalui pengujian yang ketat.

Universitas Oxford baru-baru ini memulai studi lanjutan yang melibatkan 10.000 sukarelawan, dan AS sedang mempersiapkan studi yang lebih besar pada Juli yang melibatkan 30.000 orang yang masing-masing menguji kandidat yang berbeda, termasuk Oxford dan yang dibuat oleh Institut Kesehatan Nasional dan Moderna Inc.

Para ilmuwan tidak pernah membuat vaksin dari awal secepat ini dan jauh dari jelas bahwa semua pada akhirnya akan terbukti aman dan efektif. Namun, banyak negara, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Belanda dan AS, telah memesan jutaan vaksin sebelumnya.

Shattock mengatakan vaksin Imperial, jika efektif, tidak akan dilisensikan ke farmasi tertentu, tetapi berbagai mitra manufaktur di seluruh dunia akan diberi izin untuk memproduksinya sebagai bagian dari "bisnis sosial" yang tidak menghasilkan keuntungan.

"Kami tidak dapat menyediakannya tanpa biaya karena butuh uang untuk menghasilkan," ujar dia.

"Kami akan menyediakannya dengan harga pokok barang dengan persentase kecil - dan persentase kecil itu akan bervariasi tergantung pada status ekonomi negara," tandas dia.

Sementara itu perusahaan Prancis, Sanofi, yang mendapatkan investasi 200 juta euro dari pemerintah sedang mengerjakan vaksin yang ditargetkan untuk diuji coba pada manusia akhir tahun ini, dan memenangkan persetujuan tahun depan.

Perusahaan berjanji menginvestasikan 610 juta euro di tempat produksi vaksin dan pusat penelitian vaksin baru di Prancis, untuk dapat memproduksi dalam skala yang lebih besar dan "dengan cepat menanggapi risiko pandemi di masa depan."

KEYWORD :

Vaksin Covid-19 Ilmuwan Inggris




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :