Raja Abdullah II dari Yordania berbicara dalam pidatonya di televisi di negara tersebut mengenai virus corona, di Amman, Yordania pada 23 Maret 2020. [Dewan / Handout Yordania - Badan Anadolu]
Jakarta, Jurnas.com - Raja Yordania Abdulllah II memperingatkan bahwa Israel merencanakan aneksasi sebagian besar Tepi Barat yang diduduki akan mengancam stabilitas di Timur Tengah.
Raja Abdullah memperingatkan bahwa tindakan Israel sepihak untuk mencaplok tanah di Tepi Barat tidak dapat diterima dan merusak prospek untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.
Dilansir Middleeast, Kamis (18/06), pernyataannya itu disampaikan saat konferensi video dengan para pemimpin dan komite kongres AS.
Raja mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa perdamaian hanya akan datang dengan penciptaan "negara Palestina yang merdeka, berdaulat dan layak" dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Dia juga menegaskan bahwa Israel harus menarik diri dari wilayah yang didudukinya selama perang Israel-Arab 1967 .
Pemerintah Israel berencana untuk mencaplok Lembah Yordan dan pemukiman di Tepi Barat pada 1 Juli.
Perkiraan Palestina menunjukkan bahwa rencana aneksasi Israel akan mencakup lebih dari 30 persen Tepi Barat.
Terkait Perang Gaza, Yordania Gagalkan Rencana Pengiriman Senjata untuk Penentang Monarki
Menanggapi pengumumannya, Otoritas Palestina mengatakan bahwa mereka tidak lagi terikat oleh semua perjanjian dengan Israel, termasuk yang berkaitan dengan keamanan.
Para pemimpin dunia secara universal mengutuk pencaplokan Israel. Politisi AS mengambil langkah menandakan bahwa kedua pilar hubungan AS dengan Israel; Keamanan AS dan dukungan bipartisan yang dinikmati Israel di Capitol Hill, akan terancam
KEYWORD :Timur Tengah Raja Yordania Aneksasi Israel