Sabtu, 23/11/2024 11:08 WIB

Meski Dilarang Pengadilan, Inggris Tetap Jualan Sejata ke Arab Saudi

Ekspor senjata terus dilakukan tanpa menilai risiko dengan benar terhadap warga sipil, setahun setelah putusan, dan komponen jet tempur serta layanan pemeliharaan pesawat ditawarkan kepada rezim Riyadh.

Seorang anak-anak memegang kertas berisi imbauan untuk segera mengakhiri perang di Yaman (Foto: Khaled Abdullah/Reuters)

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Inggris tampaknya menutup mata terhadap putusan pengadilan tengara yang membatasi penjualan senjata ke Arab Saudi untuk digunakan melawan Yaman.

Laporan yang diterbitkan Guardian pada Minggu (21/6), pengadilan banding menyatakan tahun lalu, penjualan senjata Inggris ke Arab Saudi melanggar hukum dan menuduh para menteri mengabaikan serangan udara yang menewaskan warga sipil di Yaman.

Pada saat itu, pengadilan melarang pemerintah Inggris menyetujui lisensi baru ke Arab Saudi dan memerintahkan Menteri Luar Negeri untuk Perdagangan Internasional, Liam Fox peninjauan kembali sekurang-kurangnya 4,7 miliar pound senilai kesepakatan senjata dengan Riyadh.

Otoritas perdagangan internasional Inggris mengatakan pada saat itu bahwa proses itu akan memakan waktu hingga beberapa bulan.

Namun demikian, ekspor senjata terus dilakukan tanpa menilai risiko dengan benar terhadap warga sipil, setahun setelah putusan, dan komponen jet tempur serta layanan pemeliharaan pesawat ditawarkan kepada rezim Riyadh.

Perusahaan pertahanan, keamanan, dan kedirgantaraan multinasional Inggris, BAE Systems,  dikonfirmasi dalam laporannya pada 2019 terus memberikan layanan dukungan kepada kerajaan dengan pesawat tempur Typhoon Eurofighter bermesin ganda dan multi-mesin di bawah kontrak pada 2018.

Akhir-akhir ini, Sekretaris Bayangan Negara untuk Perdagangan Internasional, Emily Anne Thornberry, bersama dengan anggota partai oposisi menulis surat kepada Sekretaris Negara untuk Perdagangan Internasional, Liz Truss sebagai protes atas lisensi senjata yang terus beroperasi.

"Kami dibiarkan berasumsi bahwa meskipun diperintahkan untuk meninjau lisensi ini oleh pengadilan, dan memiliki waktu 12 bulan untuk melakukannya departemen Anda memilih untuk tidak mematuhinya," bunyi surat tersebut.

Andrew Smith, dari Kampanye Melawan Perdagangan Senjata, mengatakan, Pemerintah Inggris secara konsisten menempatkan kepentingan perusahaan senjata di atas hak dan kehidupan orang-orang di Yaman.

"Pemerintah telah membuktikan bahwa mereka tidak dapat dipercaya untuk menerapkan aturannya sendiri," kata Smith.

Inggris dilaporkan melisensikan penjualan senjata senilai lebih dari 5,3 miliar pound ke Arab Saudi sejak Riyadh dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan perang terhadap Yaman pada Maret 2015 untuk mengembalikan mantan Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi ke tampuk kekuasaan.

Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata yang bermarkas di AS (ACLED), sebuah organisasi penelitian konflik nirlaba, memperkirakan bahwa perang telah merenggut lebih dari 100.000 jiwa selama lima tahun terakhir. (Press TV)

KEYWORD :

Arab Saudi Impor Senjata Perang Yaman Inggris




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :