Jutaan demonstran yang mengibarkan bendera kebangsaan Irak menuntut pengusiran pasukan asing di Irak (Foto: via aftruth)
Jakarta, Jurnas.com - Wartawan Israel dan pakar politik, Ron Ben-Yishai, mengatakan bahwa pengaruh Iran di Irak telah menurun sebagai akibat dari tewasnya Komandan Pasukan Quds, Qassem Soleimani, dan pembongkaran milisi pro-Iran di Irak.
"Penilaian keamanan Israel baru-baru ini memantau dua perkembangan signifikan di Irak," kata Ben-Yishai dalam sebuah laporan yang diterbitkan di surat kabar Yedioth Ahronoth, dikutip Middleeast, Senin (22/06).
Ia menambahkan pemerintah stabil dibentuk di Irak enam bulan setelah yang lain runtuh, sementara pasukan pro-Iran telah kehilangan tempat mereka.
"Otoritas di negara itu setelah pembunuhan Soleimani bersama dengan temannya, Abu Mahdi Al-Muhandis, seorang pemimpin kunci di Pasukan Mobilisasi Populer Irak," katanya.
Menurut wartawan Israel, milisi pro-Iran dalam beberapa pekan terakhir berhenti menyerang pasukan AS yang ditempatkan di Irak dan telah berusaha untuk mengintegrasikan diri mereka ke dalam tentara Irak, karena penerus Soleimani, Esmail Qaani tidak dapat memperoleh status pendahulunya.
Selain itu, Ben-Yishai mengatakan penilaian keamanan Israel juga menunjukkan kembalinya Daesh yang akan datang ke wilayah tersebut sementara negara Suriah disibukkan dengan perkembangannya yang tiba-tiba dan Libanon berada di ambang kebangkrutan.
Dia menambahkan bahwa rezim Arab disibukkan dengan berurusan dengan pandemi coronavirus dan menghindari langkah-langkah politik dan militer besar dalam mengantisipasi pemilihan Amerika yang akan diadakan akhir tahun ini.
Roket Menghantam Pangkalan Militer AS di Irak
Pemerintah Iran Wilayah Irak