Sabtu, 23/11/2024 12:00 WIB

China Tak Setuju Ketegangan Program Nuklir Iran Berlanjut

Beijing siap bekerja sama dengan pihak-pihak dalam rangka menemukan cara politik dan diplomatik  untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan program nuklir Iran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian menghadiri konferensi pers di Beijing, Cina, pada 8 April 2020. (Foto: Reuters)

Beijing, Jurnas.com - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan, China menentang tindakan yang memperburuk ketegangan atas program nuklir Iran setelah resolusi anti-Iran baru-baru ini diadopsi Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"China mendukung IAEA dalam memainkan perannya secara obyektif, profesional dan netral dalam memverifikasi kepatuhan Iran dengan kewajiban perlindungannya. Kami menentang politisasi pekerjaannya," kata Zhao pada konferensi pers reguler, Senin (22/6).

Zhao menyambut kesiapan Iran untuk menyelesaikan masalah melalui dialog. "Dalam keadaan seperti itu, China tidak menyetujui tindakan yang secara artifisial memperburuk ketegangan dan meningkatkan situasi," katanya.

Ia juga berharap semua pihak pakta nuklir internasional 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), akan tetap tenang, menahan diri, dan mendukung penyelesaian masalah antara Iran dan badan nuklir PBB melalui dialog dan kerja sama.

"Mengenai masalah nuklir Iran, tujuan China yang tak tergoyahkan adalah untuk menegakkan JCPOA, multilateralisme, perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, dan tatanan internasional berdasarkan hukum internasional," kata Zhao.

Ia menyatakan kesiapan Beijing untuk bekerja sama dengan pihak-pihak dalam rangka menemukan cara politik dan diplomatik  untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan program nuklir Iran.

Dewan Gubernur di badan nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (19/6) mengesahkan resolusi anti-Iran, yang diajukan oleh Inggris, Prancis dan Jerman, tiga anggata penandatangan JCPOA dari Eropa.

Resolusi itu, yang pertama dari jenisnya sejak 2012, mendesak Iran untuk memberi para pemeriksa IAEA akses ke dua lokasi yang menurut ketiganya mungkin digunakan untuk kegiatan nuklir yang tidak diumumkan pada awal 2000-an.

Rusia dan China, dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan merupakan anggota pakta nuklir 2015, memberikan suara menentang resolusi tersebut.

Misi diplomatik China ke IAEA juga memperingatkan melalui akun Twitternya bahwa resolusi itu dapat memiliki implikasi besar bagi masa depan JCPOA.

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir China Zhao Lijian DK PBB Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :