Ilustrasi UTBK (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta, Jurnas.com - Peserta yang tidak sehat dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) terancam gugur kepesertaannya. Hal ini merupakan salah satu poin ketentuan terbaru UTBK yang disampaikan Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih.
Nasih menegaskan, hanya peserta sehat yang diperkenankan mengikuti tes UTBK. Adapun indikator sehat ialah suhu tubuh peserta tidak lebih dari 38 derajat celcius.
"Kalau yang bersangkutan tidak sehat, maka kepesertaannya dalam UTBK ini menjadi gugur," tegas Nasih dalam konferensi pers virtual pada Rabu (24/6) kepada awak media.
UTBK tahun ini akan berlangsung dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan pada 5-14 Juli 2020. Sedangkan gelombang kedua pada 20-29 Juli 2020. Nasih menyebut ini menjadi kesempatan bagi peserta yang tidak bisa mengikuti gelombang pertama karena sakit, untuk bergabung pada gelombang kedua.
"Kalau memang mereka nanti sehat, boleh ikut, kalau tidak berarti yang bersangkutan tidak bisa mengikuti," ujar dia.
Dalam ketentuan lainnya, peserta dianjurkan melakukan isolasi mandiri 14 hari sebelum pelaksanaan UTBK. Hal ini bertujuan untuk memastikan peserta sehat dam bebas Covid-19 pada saat hari-H.
"Kemudian tidak kalah penting, peserta tidak diperkenankan mampir ke tempat lain selain tempat UTBK. Jadi kalau tujuannya ke Unair, langsung saja tidak usah mampir pasar turi, atau bahkan ke warung pun jangan. Dari rumah langsung ke lokasi. Karena penyebaran covid ini luar biasa," kata Nasih.
Pun ketika tiba di lokasi tujuan, lanjut Nasih, peserta yang diantar oleh keluarga maupun orang tua harus turun di tempat yang telah ditentukan. Pengantar juga tidak diperbolehkan menunggu peserta di kampus tempat penyelenggaraan UTBK demi alasan kesehatan.
"Bagi peserta yang membawa kendaraan sendiri, kita siapkan parkir. Kemudian kita arahkan ke drop zone dan masuk ruang tunggu," tutur Nasih.
Nasih menambahkan, peserta dilarang berinteraksi dengan peserta lain. Penyelenggara juga akan memastikan adanya jaga jarak fisik (physical distancing) baik ketika berada di ruang tunggu mau ruang tes.
"Ruang tunggu bisa dalam bentuk ruangan maupun lapangan," jelas dia.
Sementara Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud Nizam meminta peserta tidak panik dan gugup jelang UTBK. Dia memastikan tidak ada perbedaan antara gelombang pertama dan gelombang kedua.
"Tidak ada perbedaannya dari sisi seleksinya. Itu diseleksi satu kesatuan. Soalnya sama mudahnya sama sulitnya meski berbeda soal," kata Nizam.
Nizam juga mengingatkan agar peserta menghindari tindak kecurangan selama tes UTBK. Dia menyebut mereka yang terbukti curang terancam dicoret dan gugur dari seleksi.
"Jangan kemudian berusaha atau ada yang memberi uang untuk memotret kemudian dibayar, anda dijamin tidak akan diterima. Itu curang Anda akan dicoret panitia dan tidak diterima seleksi masuknya," tandas Nizam.
KEYWORD :LTMPT UTBK Peserta Sehat