Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Djufry
Jakarta, Jurnas.com - Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat banyak menjalankan langkah pencegahan penularan virus corona seperti berdiam diri di rumah, menjaga jarak, memakai masker, hingga rajin mencuci tangan. Hal lain yang krusial untuk dilakukan adalah menjaga sistem imun atau daya tahan tubuh.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Djufry mengatakan hingga saat ini vaksin Covid-19 belum ditemukan karena memerlukan waktu panjang. Sementara, virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19 cepat mereplikasi dan bermutasi. Hasil riset menyebutkan bahwa virus SARS-CoV-2 yang ada di Eropa berbeda dengan yang ada di Asia maupun di Indonesa.
Untuk itu, kedisiplinan dalam menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan lain-lain sangat penting untuk mencegah penyebaran Covid-19. Tak kalah pentingnya adalah menjaga daya tahan tubuh. Pilihan kita, lanjut Fadjry, adalah memperbaiki nutrisi dengan cara menyiapkan dan memilih pangan yang memang bermanfaat bagi daya tahan tubuh.
“Kita punya pangan lokal tersebar dari sabang sampai merauke. Setiap provinsi memiliki pangan lokal yang cukup memadai. Beberapa hasil riset dan pengujian yang dilakukan Balitbangtan pangan lokal ini mempunyai khasiat dan manfaat untuk menjaga imun kita," kata Fadjry saat membuka seminar nasional online bertema “Peran Pangan Fungsional dan Neutraseutikal dalam Meningkatkan Sistem Imun Mencegah Covid-19” pada Kamis (25/6).
Untuk itu, Balitbangtan akan mendorong beberapa Unit Pelaksana Teknis yang ada di dalamnya untuk terus mencoba mencari potensi dari sekian banyak pangan lokal dan obat herbal yang bisa memberikan solusi-solusi untuk menekan perkembangan Covid-19.
Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) Prayudi Samsuri mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian, pihaknya berusaha untuk menyediakan dan menginformasikan sumber pangan yang dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga sistem imun serta mencari potensinya sebagai antivirus.
“Pangan fungsional merupakan pangan dan bahan makanan yang dapat memberikan manfaat selain sebagai fungsi nutrisi dasar tetapi juga memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan, pertahanan tubuh dan meningkatkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Di dalam masyarakat pangan fungsional ini biasa disebut sebagai makanan kesehatan," terangnya.
Sementara neutraseutikal berasal dari kata nutrisi dan farmasi yaitu bahan makanan yang memiliki potensi selain memberikan nutrisi juga mencegah dan mengatasi penyakit serta memberikan keamanan efek terapi.
"Indonesia memiliki kekayaan biodiversity luar biasa yang berpotensi sebagai pangan fungsional dan neutraseutikal. Di masa Covid-19 ini kita mengambil peran untuk mengali potensi kekayaan alam tersebut agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan bahkan jadi antivitus corona," ungkapnya.
Menurut Prayudi, dalam seminar online ini ada 80 makalah yang dipresentasikan dalam tiga paralel sesi yang terbagi dalam kelompok teknologi pascapanen, potensi tanaman lokal sebagai pangan fungsional, dan pengolahan pangan fungsional.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Balitbangtan meluncurkan buku saku berjudul "Bahan Pangan Potensial untuk Antivirus dan Imun Booster" yang disusun oleh BB Pascapanen.
Fadjry berharap buku ini bisa menjadi referensi tambahan dalam mengenal pangan dan cara pengolahannya untuk dimanfaatkan untuk menjadi potensi antivirus dan peningkatan daya tahan tubuh.
"Buku ini akan mengedukasi masyarakat bahwa tidak semua bisa diselesaikan dengan medical solution dengan menggunakan vaksin. Kita bisa menyiapkan dari awal dengan mengonsumsi nutrisi yang sehat dan seimbang supaya kita tidak terserang Covid-19. Kalau daya tahan tubuh kita kuat, mudah-mudahan virus itu menjauh dari kita,” pungkasnya.
KEYWORD :Pangan Fungsional Virus Corona Sistem Imun Fadjry Djufry