Ali Khamenei
Teheran, Jurnas.com - Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatullah Ali Khameni mulai khawatir dengan perekonomian negara akibat penyebaran Covid-19 makin tidak terkendali.
Seperti diketahui, Teheran berperang melawan Covid-19 sejak melaporkan kasus pertamanya di Kota Qom pada Februari lalu.
Pandemi memaksa Iran menutup sektor bisnis yang tidak penting, sekolah, dan membatalkan acara publik pada Maret.
Namun pemerintah secara bertahap mencabut pembatasan tersebut dari April, untuk mencoba membuka kembali ekonomi yang terkena sanksi negara itu.
"Benar untuk mengatakan bahwa sesuatu harus dilakukan untuk mencegah masalah ekonomi yang disebabkan oleh coronavirus," kata Ayatullah Ali Khamenei dikutip dari AFP pada Sabtu (27/6).
"Tetapi dalam hal kelalaian dan penyebaran penyakit yang signifikan, masalah ekonomi akan meningkat juga," lanjut dia.
Akibat pandemi, mata uang Riyal Iran jatuh ke posisi terendah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir karena penutupan sementara ekonomi, penutupan perbatasan, dan penghentian ekspor non-minyak.
Masalah ekonomi Iran memburuk sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir, dan menerapkan kembali sanksi terhadap republik Islam itu, dengan menargetkan penjualan minyak vital dan ikatan perbankan.
Juru bicara kementerian kesehatan Iran mengatakan telah ada 2.456 kasus baru infeksi COVID-19 dalam 24 jam terakhir, meningkatkan beban kasus negara menjadi 220.180.
"Pengorbanan petugas kesehatan, upaya kelompok relawan dan kerja sama keseluruhan oleh rakyat menjadikan Iran salah satu negara yang sukses di dunia dalam mengendalikan wabah," ujar Khamenei.
"Tapi itu awal (wabah), dan sekarang sayangnya momentum dan upaya telah berkurang di antara beberapa orang dan pihak berwenang," tandas dia.
KEYWORD :Dampak Covid-19 Iran