Sabtu, 23/11/2024 10:01 WIB

Gus Nabil: Negara Kita Pancasila, Jangan Impor Konflik Timur Tengah ke Indonesia

Politikus PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen mengingatkan kepada kelompok oknum untuk tidak mengimpor konflik Timur Tengah ke Indonesia. Mengingat, Indonesia merupakan negara Pancasila.

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Muchamad Nabil Haroen

Jakarta, Jurnas.com - Politikus PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen mengingatkan kepada kelompok oknum untuk tidak mengimpor konflik Timur Tengah ke Indonesia. Mengingat, Indonesia merupakan negara Pancasila.

Menurutnya, ada sekelompok orang yang meniru cara-cara devide at impera. Sebagaimana diketahui, HTI telah dibubarkan di banyak negara, termasuk mayoritas negara Islam.

"Di belakang HTI ada kepentingan asing yang menyamar gunakan agama. Jadi yang harus kita lawan intrik politik dari HTI. Waspadai partai dan kelompok tertentu yang menggunakan narasi, simbol dan manuver intrik politik dari HTI," kata Gus Nabil sapaan akrab Muchamad Nabil Haroen, melalui rilisnya, Selasa (30/6).

Hal itu menanggapi aksi demonstrasi penolakan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang berujung pada pembakaran bendera PDI Perjuangan dan upaya mendelegitimasi Bung Karno.

Gus Nabil mengatakan, kelompok Soekarnois dan PDI Perjuangan telah menunjukkan komitmen kebangsaan bersama Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu terbukti dengan gerakan bersama wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang berasal dari NU.

"Ibu Megawati juga sangat membela Palestina dan menolak keras aksi unilateral Amerika Serikat terhadap Irak. Kita harus melihat catatan sejarah bangsa ini secara komprehensif," tegas Anggota Komisi IX DPR itu.

Ia menerangkan, Nahdliyyin dan kelompok Soekarnois itu saudara. Dimana, keduanya sama-sama berjuang mendirikan Republik Indonesia. Karena itulah, menurutnya, mengapa Bung Karno sangat dekat dengan NU, demikian halnya PDI Perjuangan.

"Bung Karno juga mendapat pengukuhan dari NU sebagai waliyyul amri ad-dharuri bis-syaukah. Yakni, pemimpin negara di masa transisi yang punya legitimasi untuk memimpin bangsa," terangnya.

Bung Karno juga dikukuhkan sebagai Pahlawan Islam melalui Konferensi Islam Asia Afrika pada 6-14 Maret 1965 di Bandung. Tanpa dukungan, Bung Karno tidak akan ditemukan makam Imam Buchori di kawasan Uzbekistan, yang saat itu berada di wilaya Soviet yang dipimpin Nikita Krushchev.

"Bung Karno banyak membantu kemerdekaan bangsa Islam seperti Aljazair, Palestina, dan kemudian juga pembela kemerdekaan Pakistan. Jadi jangan sampai ada yang memutar balikkan sejarah. Kalau mereka terus memecah belah bangsa, mereka melawan demokrasi dan konsesus kebangsaan, harus ada tindakan tegas melawan itu," jelas Gus Nabil.

Untuk itu, Gus Nabil mengingatkan, agar jangan sampai ada upaya memecah belah bangsa dan mengadu domba umat Islam dengan kelompok nasionalis. Menurutnya, bendera itu simbol kehormatan dan jati diri.

"Saya yakin orang-orang yang melakukan aksi provokasi itulah yang membawa bendera PKI dan membakarnya bersama bendera PDI Perjuangan itulah yang memiliki aksi tersembunyi. Pihak kepolisian harus berani menangkap para provokator tersebut," tegas Gua Nabil.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi IX DPR Gus Nabil RUU HIP Pembakaran Bendera PDIP HTI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :