Sabtu, 23/11/2024 02:48 WIB

Jepang Mulai Terapkan Kantong Plastik Berbayar

Sejumlah toko, termasuk toko serba ada (toserba) membanderol tas belanja dengan harga tiga yen. Pembeli juga didorong untuk membawa tas sendiri dari rumah jika ingin berbelanja.

Kantong plastik mengapung di lokasi penyelaman Samandag Cevlik Akcay di lepas pantai Samandag, dekat perbatasan Turki - Suriah, di Provinsi Hatay Turki, 06 Desember 2018. / Foto VCG

Tokyo, Jurnas.com - Toko-toko ritel di Jepang mulai menerapkan kantong plastik berbayar pada Rabu (1/7). Langkah ini dilakukan guna mendukung kampanye pengurangan plastik dan pemanasan global.

Sejumlah toko, termasuk toko serba ada (toserba) membanderol tas belanja dengan harga tiga yen. Pembeli juga didorong untuk membawa tas sendiri dari rumah jika ingin berbelanja.

"Ada banyak masalah sekarang, seperti lingkungan dan pemanasan global. Masing-masing dari kita perlu lebih sadar akan masalah ini, dan itulah sebabnya saya membawa tas belanja saya sendiri," kata salah seorang konsumen, Yoshimi Soeda (66) di Tokyo.

"Aku khawatir. Aku ingin kantong plastik dan wadah makanan diubah menjadi sesuatu yang lebih ramah lingkungan, meskipun itu mungkin tidak mudah," lanjut dia dikutip dari AFP.

Sebagaimana diketahui, wisatawan yang datang ke Jepang kerap kali dikejutkan dengan penggunaan plastik kemasan dalam jumlah masif. Bahkan pisang yang dipajang di toko, dibungkus dengan plastik.

Jepang juga tercatat sebagai negara yang menghasilkan lebih banyak limbah kemasan plastik per kapita dari pada negara mana pun selain Amerika Serikat menurut PBB. Para pegiat lingkungan mengkritik Tokyo karena bergerak terlalu lambat dalam mengurangi konsumsi plastik.

Dengan langkah tersebut, Jepang telah berjanji untuk "mengekang penggunaan plastik yang berlebihan dan berpikir tentang cara menggunakannya dengan bijak".

"Memperkenalkan biaya nasional bertujuan mendorong orang untuk berpikir dua kali jika tas benar-benar diperlukan dan membantu orang untuk meninjau gaya hidup mereka," kata pemerintah.

Pada 2018, Jepang berjanji untuk mengurangi 9,4 juta ton sampah plastik per tahun pada 2030. Dan pada pertemuan di Osaka tahun lalu, para pemimpin dari negara-negara G20 sepakat untuk mengurangi limbah plastik laut.

Jepang memuji sistem pengelolaan limbah yang patut ditiru, dan pemerintah mengatakan lebih dari 80 persen limbah plastiknya didaur ulang.

Tetapi proses daur ulang dengan pembakaran malah menghasilkan karbon dioksida, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

KEYWORD :

Plastik Pencemaran Lingkungan Jepang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :