Sabtu, 23/11/2024 08:08 WIB

China Abaikan Riset Flu Babi G4: Tidak Representatif

China menepis ada ancaman dari strain flu babi baru (G4), sebagaimana hasil riset para peneliti Amerika Serikat (AS) baru-baru ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian menghadiri konferensi pers di Beijing, Cina, pada 8 April 2020. (Foto: Reuters)

Beijing, Jurnas.com - China menepis ada ancaman dari strain flu babi baru (G4), sebagaimana hasil riset para peneliti China baru-baru ini.

Padahal virus yang juga muncul dari China tersebut, menurut penelitian yang terbut di jurnal sains PNAS, memiliki semua ciri penting untuk menginfeksi manusia, dan menimbulkan kekhawatiran akan pandemi potensial lainnya.

"Virus G4 yang disebutkan dalam laporan terkait adalah subtipe dari virus H1N1," kata juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian pada Rabu (1/7).

"Para ahli telah menyimpulkan bahwa ukuran sampel dari laporan ini kecil dan tidak representatif," sambung dia dikutip dari AFP.

Zhao memastikan bahwa "departemen dan pakar yang relevan" akan terus meningkatkan pemantauan penyakit, mengirim peringatan, dan menanganinya tepat waktu.

Strain flu babi G4 baru secara genetik diturunkan dari strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009, menurut penelitian, yang ditulis oleh para ilmuwan di universitas-universitas China dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina.

G4 diamati sangat menular, kata mereka, bereplikasi dalam sel manusia dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada musang daripada virus lain.

Para peneliti mengambil 30.000 usap hidung dari babi di 10 provinsi China, yang memungkinkan mereka untuk mengisolasi 179 virus flu babi. Menurut penelitian, 10,4 persen pekerja rumah potong babi yang diuji sudah terinfeksi.

Sejauh ini, belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia. China tidak menjelaskan lebih lanjut tentang berapa banyak yang telah terinfeksi oleh G4.

"Sangat mengkhawatirkan bahwa infeksi virus G4 pada manusia akan meningkatkan adaptasi manusia dan meningkatkan risiko pandemi manusia," tulis para peneliti, menyerukan langkah-langkah mendesak untuk memantau orang yang bekerja dengan babi.

KEYWORD :

Flu Babi Baru China Pandemi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :