Tabung minyak di Uzbekistan (foto: Trend)
Beirut, Jurnas.com - Warganet Lebanon meluncurkan sebuah tagar #theightrisesfromtheast di Twitter pada Kamis (2/7). Mereka menyerukan supaya pemerintah menerima tawaran bahan bakar dari Iran, untuk menyelesaikan persoalan krisis listrik.
Sebagaimana diketahui, Lebanon saat ini sedang dilandar krisis karena kekurangan dolar AS, yang membuat impor lebih sulit.
Dikutip dari AFP pada Jumat (3/7), koran Pro-Hezbollah, Al Akhbar, menerbitkan sebuah artikel pada Rabu lalu dengan judul, "Iran siap: Ambil bahan bakar dalam pound Lebanon!"
Harian itu mengatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei berjanji pada Nasrallah bahwa Teheran akan membantu Lebanon selama mengalami "blokade Amerika."
Dalam pidato terakhirnya, sekretaris jenderal Hizbullah, Hasan Nasrallah, mengatakan bahwa China dan Iran telah menawarkan untuk membantu Lebanon, dan bahwa Beirut perlu "melihat ke Timur" karena AS sedang berusaha untuk "membuat kelaparan" rakyat Lebanon.
Nasrallah mengatakan China siap untuk membangun pembangkit listrik baru di Lebanon, sementara Iran akan menerima pembayaran untuk bahan bakar dalam mata uang Lebanon.
Selain kedua negara tersebut, perusahaan Amerika, General Electric, dan Jerman Siemens telah menyatakan kesediaan mereka untuk membantu membangun pembangkit listrik baru di Libanon.
Menteri Energi Lebanon, Raymond Ghajar, mengatakan bahwa "masalah antara Lebanon dan perusahaan pemasok" adalah alasan untuk peningkatan pemadaman listrik selama beberapa hari terakhir.
Sektor listrik Lebanon menghabiskan anggaran tahunan negara itu sekitar US$1,2-US$ 1,8 miliar, karena masih menggunakan minyak bahan bakar diesel yang lebih mahal dan mencemari lingkungan untuk pembangkit listriknya.
Di beberapa daerah, listrik yang dikelola negara hanya menyediakan beberapa jam listrik, dan warga terpaksa mengandalkan generator yang mahal untuk mengganti sisanya.
KEYWORD :Lebanon Iran Krisis Listrik Impor Minyak