Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Akui Kedaulatan Israel di Yerusalem
Jakarta, Jurnas.com - Mantan Penasihat Keamanan Nasional untuk administrasi AS, John Bolton mengungkapkan bahwa masa jabatan kedua bagi Trump berbahaya bagi Israel. Pasalnya, menurut Bolton jika Trump kembali terpilih maka kebijakannya juga akan berubah, salah satunya terkait isu Palestina-Israel
Dalam sebuah buku yang ia promosikan berjudul The Room Where It Happened: A White House Memoir, Bolton menyatakan: “Saya paparkan dalam buku betapa bersemangatnya dia [Trump] untuk mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Iran, apakah [Presiden Hassan] Rouhani atau [Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali] Khamenei, untuk berbicara tentang mendapatkan kesepakatan nuklir baru dengan Iran. "
Sementara itu, saat Bolton diwawancarai oleh Saluran 13 Israel dan berbicara tentang Trump dan Netanyahu, ia mengatakan bahwa Trump merupakan Presiden yang memiliki karakter tersendiri saat menjalin komunikasi dengan pemimpin negara lain.
“Saya pikir dia (Trump) memiliki definisi sendiri tentang apa yang berarti kejujuran. Dia jelas memiliki versi fakta yang berbeda, mereka cenderung datang dan pergi sesuai kebutuhannya, ”ungkap Bolton.
“Saya merasa sangat frustasi. Saya pikir para pemimpin asing merasa sangat frustasi. Ini bagus jika itu menguntungkan Anda, itu tidak terlalu bagus ketika itu bekerja melawan Anda. Saya lebih suka seseorang yang lebih membumi dalam kenyataan sebagai presiden, saya pikir itu cara paling aman untuk Amerika."
Mengenai keinginan Trump untuk bertemu dengan Khamenei dan Rouhani , Bolton menjelaskan: “Seperti halnya Kim Jong-un memainkan Trump bersama dalam konteks Korea. Saya khawatir bahwa, dalam masa jabatan kedua, Iran mungkin dapat melakukan hal yang sama dengan Trump. "
Bolton menyatakan sedikit harapan bahwa Trump dan menantunya Jared Kushner akan dapat menyelesaikan konflik Israel-Palestina: "Itu tidak akan terjadi, terutama dalam empat bulan ke depan."
Donald Trump Pemerintah Palestina John Bolton