Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Tehran Time)
Teheran, Jurnas.com - Anggota parlemen Iran berencana untuk memanggil Presiden Hassan Rouhani untuk ditanyai atas berbagai masalah termasuk gejolak ekonomi negara itu.
Menurut kantor berita Tasnim pada Senin (6/7), sebuah mosi untuk mempertanyakan Rouhani ditandatangani oleh lebih dari 200 anggota parlemen dan diserahkan kepada dewan ketua parlemen yang memiliki 290 kursi.
Anggota parlemen memiliki pertanyaan perihal berbagai masalah, termasuk devaluasi mata uang nasional, gejolak di pasar perumahan dan mobil, inflasi, kegagalan pemerintah mendukung bisnis yang terkena dampak virus corona, dan implementasi kesepakatan nuklir Iran.
Ekonomi Iran telah terpukul keras sejak Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Republik Islam pada 2018.
Bulan lalu, mata uang Iran jatuh ke nilai terendahnya terhadap dolar.
"Anggota parlemen juga berencana untuk bertanya kepada Rouhani tentang kesalahan strategis pemerintah yang memungkinkan AS untuk menarik diri dari perjanjian (nuklir) tanpa biaya apa pun," kata Tasnim.
Pada Minggu (5/7), anggota parlemen menyela Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif beberapa kali dan menyebutnya "pembohong" dalam pidato pertamanya di parlemen baru.
Membela diri dari teriakan "pembohong," Zarif mengatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menganggapnya "jujur" dan "berani."
Sambil memberi penjelasan kepada parlemen tentang kebijakan luar negeri Iran, Zarif mengatakan mengoordinasikan masalah-masalah regional dengan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) yang dibunuh, Qassem Soleimani setiap minggu.
Parlemen Iran tidak memiliki suara dalam kebijakan luar negeri negara itu atau program nuklirnya, yang keduanya ditentukan oleh Khamenei.
Kebijakan luar negeri Iran didasarkan pada perluasan pengaruhnya di wilayah tersebut menggunakan jaringan luas proxy yang dikenal sebagai "poros perlawanan."
Beberapa milisi yang didukung oleh Iran termasuk milisi Houthi di Yaman, Hizbullah di Libanon, Hamas dan Gerakan Jihad Islam di Gaza, dan lusinan milisi lain di Suriah dan Irak. (Alarabiyah)
KEYWORD :Virus Corona Ekonomi Bergejolak Hassan Rouhani Parlemen Iran