Foto ilustrasi pasien corona
Teheran, Jurnas.com - Kementerian Kesehatan Iran mengungkapkan bahwa angka kematian akibat Covid-19 sudah tembus 12.000 orang. Karenanya, kini pemerintah berencana menerapkan kembali pembatasan di Teheran untuk menekan angka penularan.
Dikutip dari AFP pada Rabu (8/7), pernyataan itu disampaikan sehari setelah negara republik Islam tersebut melaporkan 200 kematian pada Selasa (7/7), jumlah kematian satu hari tertinggi.
Juru bicara kementerian kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan bahwa 153 kematian telah dicatat selama 24 jam terakhir, sehingga total menjadi 12.084.
Dia mengatakan total kasus meningkat menjadi 248.379 dengan 2.691 lebih banyak orang yang dinyatakan positif.
Sembilan dari 31 provinsi Iran sekarang diklasifikasikan sebagai zona "merah", kategori tertinggi dalam penskalaan risiko virus di negara itu. 10 wilayah lainnya masuk kategori siaga termasuk ibukota Teheran dan provinsi sekitarnya.
"Teheran menghadapi situasi yang sangat rapuh," kata Alireza Zali, kepala gugus tugas virus kota.
"Jumlah infeksi, kematian dan rawat inap telah meningkat tajam dalam 10 hari terakhir," katanya seperti dikutip oleh kantor berita ISNA.
Iran menutup sekolah, membatalkan acara-acara publik dan melarang gerakan di antara 31 provinsi pada Maret lalu, tetapi pemerintah secara progresif mencabut pembatasan mulai April untuk mencoba membuka kembali ekonominya yang terkena sanksi.
Zali mengatakan bahwa Teheran membutuhkan "langkah-langkah yang lebih ketat" untuk menahan virus itu, dan akan membahas penerapan kembali mereka dalam pertemuan darurat dengan menteri kesehatan.
Wakilnya, Ali Maher, mengatakan kepada ISNA bahwa langkah-langkah mungkin akan diputuskan Sabtu nanti.
Beberapa provinsi merah telah menerapkan kembali pembatasan dalam beberapa pekan terakhir setelah menerima lampu hijau dari pemerintah.
KEYWORD :Kasus Covid-19 Iran