Sabtu, 23/11/2024 01:24 WIB

Trump Tak Setuju demgam Fauci soal COVID-19 di AS

Universitas yang berbasis di Baltimore, AS, menunjukkan 60.209 kasus Corona tercatat di AS dalam 24 jam terakhir.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Gubernur Arizona Doug Ducey turun dari Air Force One saat tiba di Bandara Internasional Phoenix Sky Harbor di Phoenix, Arizona, 23 Juni 2020. (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan tidak setuju dengan Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci atas penilaiannya terhadap situasi mengerikan yang dihadapi AS.

Pernyataannya pada Selasa (7/7) datang ketika AS, negara yang paling terpukul oleh virus corona, memposting 60.209 kasus baru pada hari yang sama, sebuah rekor untuk periode 24 jam, menurut penghitungan Johns Hopkins University (JHU).

Universitas yang berbasis di Baltimore, AS, menunjukkan 60.209 kasus Corona tercatat di AS dalam 24 jam terakhir. Angka tersebut mencetak rekor sebagai tambahan kasus harian tertinggi di AS sejauh ini. Dengan tambahan tersebut, total kasus corona kini terkonfirmasi di wilayah AS ialah 2.991.351.

Data JHU juga melaporkan 1.114 kematian akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan itu dalam sehari di AS. Dengan demikian, total kematian di AS kini mencapai 131.362 orang.

Pada Senin (6/7), Fauci yang merupakan ahli imunologi mengatakan, keadaan saat ini di AS benar-benar tidak baik. "Kami masih bertekuk lutut dalam gelombang pertama infeksi COVID-19," kata Fauci dalam siaran langsung Facebook dan Twitter.

Trump, bagaimanapun, mengatakan dalam sebuah wawancara TV  tidak setuju dengan pandangan Fauci). "Saya pikir kita berada di tempat yang baik," ujarnya.

"Fauci berkata jangan memakai masker, sekarang dia meminta memakainya," kata Trump pada acara berita "Full Court Press".

Terlepas dari lonjakan dalam kasus-kasus itu, Trump mengatakan, "Kami telah melakukan pekerjaan dengan baik. Saya pikir kami akan berada dalam dua, tiga, empat minggu, pada saat kami berbicara berikutnya, saya pikir kami akan berada di bentuknya sangat bagus. "

Sementara itu, Direktur Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan, Christopher Murray, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS tidak mengalami akhir sebenarnya dari gelombang pandemi pertama.

"Ini tidak akan menghindarkan kita dari lonjakan kedua pada musim gugur, yang akan sangat parah di negara-negara yang saat ini melihat infeksi tingkat tinggi," ujarnya

Ada lonjakan infeksi yang sedang berlangsung di selatan dan barat setelah pejabat daerah mulai meredakan pembatasan. Texas dan California, dua negara bagian AS terbesar, melihat lompatan terbesar dengan lebih dari 10.000 masing-masing pada hari Selasa.

Negara-negara lain termasuk Hawaii, Idaho, Missouri, Montana dan Oklahoma memecahkan rekor tertinggi harian mereka untuk kasus-kasus baru.

Presiden Republik dikritik keras atas penanganan pandemi oleh pemerintahannya. Ia meremehkan meningkatnya jumlah kasus harian, menyalahkan mereka tidak melakukan peningkatan pengujian. (Press TV)

KEYWORD :

Kasus Corona Amerika Serikat Anthony Fauci




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :