Presiden Iran, Hassan Rouhani berpidato di pertemuan para gubernur dan kepala pemerintah provinsi di Teheran pada 27 Januari 2020. (Foto: president.ir)
Jakarta, Jurnas.com - Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan pertemuan besar seperti pernikahan dilarang untuk membendung peningkatan infeksi virus corona baru atau covid-19.
"Kita harus melarang upacara dan pertemuan di seluruh negeri, apakah itu pernikahan, atau pesta," kata Rouhani dilansir Middleeast, Minggu (12/07).
"Sekarang bukan waktunya untuk festival atau seminar," katanya, seraya menambahkan bahwa ujian masuk universitas pun mungkin harus ditangguhkan.
Kirim Surat ke DPR, OJK dan Parekraf, DNA Production Menyayangkan Perlakuan Sebuah Bank Swasta
Tidak lama setelah pidato Rouhani di televisi, Sabtu (11/07) seorang pejabat polisi di Teheran mengumumkan penutupan semua tempat pernikahan di ibukota sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Iran secara bertahap mengendurkan pengunciannya sejak pertengahan April tetapi baru-baru ini melaporkan kenaikan tajam dalam tingkat infeksi.
Korban tewas pada Sabtu naik 188 dari 24 jam sebelumnya menjadi 12.635, sementara jumlah total kasus yang didiagnosis mencapai 255.117, naik 2.397 selama periode yang sama, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari di TV pemerintah.
Rouhani dan pejabat lainnya menyalahkan kenaikan infeksi sebagian pada pesta pernikahan, pesta dan pertemuan publik lainnya.
Penasihat Satuan Tugas Koronavirus Iran memperingatkan bahwa jika langkah-langkah yang tepat tidak diambil, antara 50.000 dan 60.000 orang dapat meninggal karena pandemi.
"Gelombang kedua, yang akan terjadi pada musim gugur, akan jauh lebih mematikan," kata penasihat itu, Hossein Qenaati, menurut kantor berita semi-resmi ISNA .
Sementara berjuang untuk menghentikan penyebaran COVID-19, otoritas Iran khawatir bahwa langkah-langkah yang lebih keras dapat menghancurkan ekonomi yang sudah terhuyung-huyung di bawah sanksi AS.
"Pilihan termudah adalah mematikan semuanya," kata Rouhani. "Tapi kemudian orang akan turun ke jalan karena kelaparan dan pengangguran."
KEYWORD :Pandemi Covid-19 Pemerintah Iran