Seorang pelanggan membeli alkohol di toko minuman keras di pangkalan taksi Bara di Soweto, Johannesburg. (AFP)
Cape Town, Jurnas.com - Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, melarang kembali penjualan alkohol untuk mengurangi volume pasien trauma sehingga rumah sakit memiliki lebih banyak tempat tidur terbuka untuk merawat pasien COVID-19.
Dihadapkan dengan melonjaknya rawat inap karena COVID-19, Afrika Selatan juga memberlakukan jam malam malam untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas dan mewajibkan semua penduduk mengenakan masker saat berada di tempat umum.
Ramaphosa dalam pidato yang disiarkan secara nasional Minggu (12/7) malam mengatakan, para pejabat kesehatan memperingatkan akan kekurangan tempat tidur di rumah sakit dan oksigen medis saat Afrika Selatan mencapai puncak kasus COVID-19, diperkirakan akhir Juli dan September.
Dilansir dari The Asosiasi Press , Ramaphosa mengungkapkan, beberapa rumah sakit harus menolak pasien karena semua tempat tidur mereka penuh.
Peningkatan kasus corona yang cepat di Afrika Selatan menjadikannya wilayah itu salah satu pusat dunia untuk COVID-19. Menurut Universitas Johns Hopkins, Afrika Selatan berada di urutan kesembilan yang paling terpapar virus tersebut.
Arab Saudi dan Iran Gabung BRICS
Afrika Selatan melaporkan peningkatan lebih dari 10.000 kasus yang dikonfirmasi selama beberapa hari dan peningkatan harian terbaru hampir 13.500. Afrika Selatan menyumbang 40 persen dari semua kasus yang dikonfirmasi di Afrika, dengan 276.242, meningkat 12.058 dalam satu hari.
"Afrika Selatan telah mencatat 4.079 kematian, 25% di antaranya telah terjadi dalam sepekan terakhir," kata Ramaphosa.
Kasus Corona Penjualan Alkohol Rumah Sakit Penuh Cyril Ramaphosa Larangan Menjual Alkohol