Sabtu, 23/11/2024 07:26 WIB

Peneliti Kembali Buktikan Hydroxychloroquine Tak Efektif Halau COVID-19

Tetapi beberapa penelitian terkontrol plasebo menunjukkan obat ini tidak efektif untuk mengobati atau mencegah penyakit.

Seorang terlihat menuangkan pil Hydroxychloroquine di Rock Canyon Pharmacy di Provo, Utah. (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Para peneliti di University of Minnesota menunjukkan bahwa obat antimalaria yang dipuji Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai pengobatan COVID-19 tidak efektif untuk pasien dengan versi ringan dari penyakit tersebut.

Sekitar 24% dari pasien yang diberi hidroksi klorokuin dalam penelitian ini memiliki gejala yang bertahan selama 14 hari, sementara sekitar 30% dari kelompok yang diberi plasebo ditentukan memiliki gejala persisten selama periode yang sama.

Para peneliti menyebutkan, perbedaannya tidak signifikan secara statistik.

"Hydroxychloroquine tidak secara substansial mengurangi keparahan gejala atau prevalensi dari waktu ke waktu pada orang yang tidak dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 dini," para peneliti menulis dalam sebuah artikel yang akan diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine pada Kamis (16/7).

Studi acak, terkontrol plasebo dilakukan pada 491% yang tidak dirawat di rumah sakit. Karena kekurangan tes di AS, hanya 58% dari peserta diuji untuk penyakit ini.

Meskipun itu bukan titik akhir penelitian, lima orang yang diberi hydroxychloroquine dirawat di rumah sakit atau meninggal karena COVID-19, dibandingkan dengan delapan orang yang diberi plasebo.

"Studi ini memberikan bukti kuat bahwa hydroxychloroquine tidak memberikan manfaat pada pasien dengan penyakit ringan," kata Dr. Neil Schluger dari New York Medical College dalam komentar pada studi tersebut, yang juga dijadwalkan akan diterbitkan pada Kamis (16/7).

Pada Maret, Trump mengatakan hydroxychloroquine yang digunakan dalam kombinasi dengan antibiotik azithromycin memiliki peluang nyata untuk menjadi salah satu pengubah permainan terbesar dalam sejarah kedokteran dengan sedikit bukti untuk mendukung klaim itu.

Pasangan Melania itu kemudian mengkalim mengambil obat-obatan secara preventif setelah dua orang yang bekerja di Gedung Putih didiagnosis dengan COVID-19.

Tetapi beberapa penelitian terkontrol plasebo menunjukkan obat ini tidak efektif untuk mengobati atau mencegah penyakit corona,

"Ada semakin banyak data yang terakumulasi bahwa hydroxychloroquine, setidaknya sendirian tidak benar-benar memiliki efek apa pun," kata Dr. David Boulware, peneliti senior uji coba di University of Minnesota.

"Sebagian besar orang yang masuk akal sudah mulai bergerak dan benar-benar melihat terapi lain," sambungnya. (Alarabiya)

KEYWORD :

Virus Corona Obat Antivirus Antivirus Hydroxychloroquine




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :