Sabtu, 23/11/2024 09:52 WIB

Ekspor Rempah Indonesia ke Eropa Meningkat

Uni Eropa merupakan salah satu Kawasan yang menjadi mitra perdagangan penting bagi ekspor Indonesia.

Petugas Karantina pertanian sedang melakukan pengecekan produk pertanian yang siap diekspor. (Foto: Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Perlambatan arus perdagangan dunia akibat pandemi COVID-19 rupanya tak berpengaruh bagi komoditas rempah Indonesia. Komoditas rempah seperti lada, pala dan cengkeh tercatat mengalami kenaikan ekspor dibanding tahun 2019.

Negara-negara di Uni Eropa seperti Belanda, Perancis, Jerman, Belgia, Italia, Spanyol dan Yunani adalah negara-negara tujuan ekspor komoditas hasil perkebunan tersebut.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono menjelaskan, peningkatan ekpor tersebut seiring dengan upaya pemerintah dalam perundingan Indonesia dengan European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA).

Uni Eropa senduiri merupakan salah satu Kawasan yang menjadi mitra perdagangan penting bagi ekspor Indonesia. "Walaupun di tengah pandemi, ekspor perkebunan, terutama rempah, ke Uni Eropa cukup berkontribusi menyumbang devisa negara," ucap Kasdi pada Selasa pekan ini.

"Kinerja ekspor rempah Indonesia ke Uni Eropa menunjukkan perkembangan yang positif," sambungnya.

Dari data BPS yang diolah Ditjen Perkebunan, selama periode Januari hingga April 2020, ekspor lada tercatat 1,69 juta ton denga nilai mencapai USD5,75 juta. Meningkat dibandingkan pada periode yang sama di 2019 sebesar 1,32 juta ton dengan nilai USD5,13 juta.

Sementara komoditas pala meskipun mengalami penurunan volume dari 1,37 juta ton di tahun 2019 menjadi 1,37 juta ton di tahun 2020, namun nilainya mengalami kenaikan dari 10,79 juta menjadi USD12,6 juta.

Demikian pula dengan cengkeh yang mengalami kenaikan volume dari 300,8 ribu ton di tahun 2019 menjadi 380,8 ribu ton di tahun 2020.

Peningkatan ekspor rempah tersebut, menurut Kasdi, tidak lepas dari upaya Ditjen Perkebunan memenuhi target peningkatan ekspor tiga kali lipat (gratieks) pada tahun 2024 seperti yang telah dicanangkan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo.

"Kita mendorong akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan seperti yang ditargetkan Menteri Pertanian. Melalui Gratieks, kita dorong peningkatan ekspor melalui berbagai kebijakan dalam peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing," ucapnya.

Di tempat terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dedi Junaedi menambahkan, peningkatan akses pasar komoditas perkebunan terutama rempah ke Uni Eropa cukup terbuka lebar di tengah peningkatan skala perundingan Indonesia-EU CEPA.

Kesepakatan-kesepakatan yang akan dijalankan dalam perundingan tersebut adalah terkait akses pasar perdagangan barang dan jasa, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, serta regulasi teknis di bidang sanitari dan fitosanitasi (SPS).

Selain itu, dibahas pula regulasi teknis di bidang hambatan teknis perdagangan (Technical Barriers to Trade/TBT), pengadaan pemerintah, Hak Kekayaan Intelektual dan semacamnya, persaingan usaha, transparansi kebijakan, penyelesaian sengketa, serta perdagangan dan pembangunan yang berkelanjutan.

KEYWORD :

Ekspor Rempah Uni Eropa Kasdi Subagyono Ekspor Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :