Sabtu, 23/11/2024 07:09 WIB

WHO Peringatkan Kehidupan Tak akan Kembali Normal

Meskipun kasusnya tinggi di AS, Brasil dan India, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, Dr. Maria Van Kerkhove meyakini masih  ada peluang untuk mengendalikan virus tersebut.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (Dirjen WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: AFP)

Jenewa, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, kehidupan "tidak akan kembali normal" seperti sebelumnya untuk karena pandemi virus corona (COVID-19) semakin cepat di Amerika Serikat (AS) dan negara berkembang yang lebih miskin.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa setengah dari semua kasus COVID-19 yang dilaporkan sejauh ini berasal dari AS, Brasil, dan India.

"Benar-benar dapat dimengerti bahwa orang ingin melanjutkan hidup mereka, tetapi kita tidak akan kembali ke kebiasaan lama," ujar Tedro pada  konferensi pers dari kantor pusat WHO di Jenewa, Kamis (23/7), seperti dilansir CNBC.

AS paling terburuk di dunia dengan lebih dari 3,8 juta kasu COVID-19  sejauh ini, diikuti Brasil dengan 2,1 juta kasus dan India dengan 1,1 juta kasus. Secara keseluruhan, ada lebih dari 14 juta kasus di seluruh dunia.

Meskipun kasusnya tinggi di AS, Brasil dan India, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, Dr. Maria Van Kerkhove meyakini masih  ada peluang untuk mengendalikan virus tersebut.

"Itu bisa dibalik dan ada alat yang dimiliki semua negara yang bisa melakukan itu. Dibutuhkan kemauan yang luar biasa, dibutuhkan kepemimpinan yang luar biasa dan pekerjaan semua orang untuk menjadi bagian dari solusi," ujarnya.

WHO menyarankan agar memakai masker sebagai cara untuk memperlambat penyebaran virus. Para ilmuwan mengatakan virus dapat menyebar melalui tetesan pernapasan yang lewat ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Selain itu, WHO juga meminta masayarakat untuk rajin mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak dari orang lain dan menghindari tempat-tempat keramaian.

"Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari pertolongan medis, tetapi teleponlah terlebih dahulu jika mungkin dan ikuti petunjuk dari otoritas kesehatan setempat Anda," kata WHO.

Tedros mendesak para pemimpin dunia dan publik untuk membuat pilihan yang baik ini. "Keputusan bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati bagi seseorang yang Anda cintai. Selama virus itu beredar, semua orang berisiko," katanya.

"Hanya karena kasus mungkin berada pada tingkat rendah di mana Anda tinggal, itu tidak membuatnya aman untuk menurunkan penjagaan Anda. Jangan berharap orang lain membuatmu aman. Kita semua harus melindungi diri kita sendiri dan satu sama lain," sambungnya.

Komentar itu muncul dua hari setelah Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 di AS mungkin akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.

Trump yang sebelumnya enggan menggunakan masker di depan umum, sekarang mendesak warga Amerika untuk memakai masker untuk menahan wabah setelah melawan mereka selama berbulan-bulan.

"Kami meminta semua warga, ketika Anda tidak dapat secara sosial menjauhi, maka pakailah masker," ujar Trump pada konferensi pers di Gedung Putih.

"Apakah kamu suka makser atau tidak, mereka (masker, Red) memiliki dampak, mereka memiliki efek, dan kita membutuhkan semua yang bisa kita dapatkan," sambungnya.

AS melaporkan 71.695 kasus baru COVID-19 pada Rabu, kembali mencapai 70.000 dalam satu hari setelah empat hari dengan angka yang sedikit lebih rendah. Jumlah total kasus di negara ini dengan cepat mendekati 4 juta, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

KEYWORD :

Virus Corona Tedros Adhanom Ghebreyesus Amerika Serikat Organisasi Kesehatan Dunia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :