Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Sebanyak 94 mahasiswa dan dosen Indonesia menerima beasiswa Erasmus Plus (Erasmus+) dari Uni Eropa pada tahun ini, untuk melakukan studi hingga dua tahun pada jenjang S2 dan S-3 di perguruan tinggi di Uni Eropa.
Acara pelepasan para penerima beasiswa Erasmus+ berlangsung secara virtual pekan lalu, dan dihadiri oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam.
Vincent mengatakan, dengan 94 beasiswa, maka tahun ini merupakan jumlah tertinggi penerima beasiswa asal Indonesia dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Setiap tahun Uni Eropa memberikan beasiswa Erasmus+ kepada mahasiswa dan dosen Indonesia untuk menempuh studi tingkat S-1, S-2 dan S-3 di Eropa.
Di tengah situasi pandemi Covid-19, lanjut Vincent, sebagian besar penerima beasiswa Erasmus+ akan tetap berangkat ke Eropa untuk melaksanakan studi mereka di sedikitnya dua perguruan tinggi yang terletak di dua negara Eropa yang berbeda.
"Program Erasmus+ memberikan peluang yang sangat berharga untuk meningkatkan kemampuan akademis dan profesionalisme di universitas-universitas Eropa yang berkualitas tinggi," kata Vincent dalam pernyataannya.
Lebih dari itu, Vincent menyebut beasiswa Erasmus+ juga dapat memperluas wawasan dan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi para alumni Erasmus+ setelah mereka kembali ke Indonesia.
"Semua penerima beasiswa ini adalah calon-calon pemimpin potensial di masa yang akan datang di bidang keahlian mereka masing-masing. Kami bangga bisa berkontribusi untuk masa depan Indonesia melalui program beasiswa Erasmus+," imbuh dia.
Sementara Dirjen Dikti Kemdikbud Nizam mengatakan beasiswa Erasmus+ merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa maupun dosen Indonesia, untuk mendapatkan pendidikan dan pengalaman internasional dari perguruan-perguruan Tinggi di Eropa dan negara-negara mitra.
"Selain itu menjalin jaringan dan kerja sama yang luas. Atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kami sampaikan terima kasih kepada Uni Eropa atas dukungan beasiswa Erasmus+," ujar Nizam.
Charlah Arlens Wowor, salah seorang penerima beasiswa Erasmus+, akan menempuh pendidikan jenjang S-2 di bidang European Master in Tourism Management.
Dia akan melakukan studi di tiga negara yakni Denmark, Slovenia dan Spanyol. "Dengan mengikuti program pasca sarjana Erasmus+ ini, saya berharap dapat menerapkan ilmu yang akan saya dapatkan untuk mengembangkan sektor pariwisata di Papua Barat dari mana saya berasal," tutur Charlah.
Sementara penerima beasiswa Erasmus lainnya, Viddy Ranawijaya, akan menempuh pendidikan jenjang S2 di bidang European Master in Euroculture: Society, Politics and Culture in a Global Context. Ia juga akan menempuh studi di tiga negara yaitu Prancis, Polandia dan Belanda.
"Program mobilitas yang dimiliki Erasmus+ untuk menempuh pendidikan minimal di dua negara sangat menarik bagi saya. Sebagai praktisi di sektor pendidikan tinggi, saya ingin mempelajari dan mengalami bagaimana universitas-universitas di Eropa dapat bekerja sama menjalankan program tersebut," ungkap dia.
"Dengan ilmu dan pengalaman saya di Eropa, saya berharap untuk bisa menerapkan program mobilitas ini di Indonesia bahkan di tingkat Asia Tenggara," sambung Viddy.
Sejak 2004 hingga 2020, Uni Eropa telah memberikan beasiswa Erasmus+ kepada lebih dari 1.900 mahasiswa dan dosen Indonesia. Secara keseluruhan, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya memberikan 1.500 beasiswa kepada siswa Indonesia setiap tahun.
Program Erasmus+ menawarkan beragam instrumen untuk mendukung institusi pendidikan tinggi, seperti program Capacity Building in Higher Education (CBHE), Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD), Jean Monnet dan International Credit Mobility ICM).
KEYWORD :Uni Eropa Beasiswa Erasmus