Sabtu, 23/11/2024 15:32 WIB

Wakil Ketua MPR: Daya Beli Semakin Lemah, Ekonomi Jatuh

Syarief Hasan menyebutkan bahwa bantuan sosial bukan hanya untuk membantu masyarakat di kalangan akar rumput, tetapi juga akan membantu menguatkan perekonomian Indonesia.

Wakil Ketua MPR Syarifuddin Hasan

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan mendesak Pemerintah agar mempercepat dan mengawasi realisasi bantuan sosial bagi masyarakat. Pasalnya, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan merasakan dampak penurunan tajam perekonomian selama Pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) menyebutkan bahwa jumlah pengangguran bertambah sebesar 3,05 juta meningkat menjadi 9.2% sesuai data Bappenas  selama masa Pandemi Covid-19. Bahkan, survei LIPI bersama FEB UI pada (2/5/2020) memprediksi sebanyak 25 juta pekerja terancam kehilangan pekerjaannya selama Pandemi Covid-19.

Syarief Hasan menyebutkan bahwa bantuan sosial bukan hanya untuk membantu masyarakat di kalangan akar rumput, tetapi juga akan membantu menguatkan perekonomian Indonesia. Sebab, bantuan sosial tunai dapat mendorong daya beli masyarakat tetap terjaga pada masa pandemi Covid-19.

“Jika bantuan sosial lambat disalurkan maka bisa dipastikan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari akan semakin melemah. Dan akibatnya, tentu tak hanya terhadap dengan masyarakat kecil, tetapi juga mengganggu perekonomian Indonesia dikarenakan pergerakan uang dan barang menjadi semakin sedikit.”, ujar Syarief Hasan.

Memang, Pemerintah telah mengalokasikan APBN sebesar Rp.203,9 Triliun untuk pos perlindungan sosial. Programnya pun bermacam-macam. Mulai dari Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Bansos Jabodetabek dan non-Jabodetabek, Bantuan Logistik, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, sampai yang dianggap bermasalah yakni Kartu Pra-Kerja.

Namun, anggaran besar tersebut baru terealisasi 34,04% sampai akhir Juli 2020. Padahal, Covid-19 telah mengganggu tata kehidupan dan ekonomi selama hampir lima bulan lamanya.

Lambatnya realisasi dan penyaluran bantuan sosial ke masyarakat menunjukkan kurangnya kecepatan dan ketepatan sasaran Pemerintah dalam menangani efek sosial ekonomi dari Pandemi Covid-19. Seperti contoh penyaluran bantuan sosial kepada atau lewat yayasan konglomerat, program Pra Kerja yang salah sasaran bahkan berpotensi pidana Korupsi

Ia juga menegaskan agar Pemerintah tidak selalu menggunakan alasan overlapping data sebagai penyebab lambatnya penyaluran. Menurutnya, Pemerintah telah dibekali berbagai sumber daya dan kelembagaan untuk memusatkan data sehingga tidak terjadi tumpang tindih. “Pemerintah harusnya menggunakan database satu pintu sehingga tidak terjadi overlapping di lapangan”, katanya.

Syarief Hasan pun menegaskan agar Pemerintah melakukan reformasi birokrasi sebagaimana misi Presiden Jokowi dalam penyaluran bansos.

“Penyaluran bantuan sosial seharusnya dipercepat dan tidak terlalu panjang administrasinya. Bantuan harus cepat sampai ke masyarakat tanpa alasan apapun termasuk alasan belum terverifikasi. Jangan rakyat baru dibantu setelah Rakyat semakin parah atau meninggal kena covid 19.” ujar Syarief Hasan.

KEYWORD :

Kinerja MPR Syarief Hasan Bantuan Sosial




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :