Sabtu, 23/11/2024 14:15 WIB

AS Gelontorkan Rp14,6 Triliun untuk 100 Juta Dosis Vaksin J&J

Angka itu sebanding dengan USD 19,50 per dosis yang dibayar pemerintah AS untuk vaksin yang dikembangkan Pfizer Inc dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech SE.

Menurut ilmuwan Inggris, vaksin Covid-19 baru akan tersedia paling cepat awal tahun depan (Foto: Mirror)

Washington, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan membayar Johnson & Johnson (J&J) senilai USD1 miliar atau setara Rp14,6 triliun (asumsi kurs Rp14.600 per dolar AS) untuk 100 juta dosis vaksin.

Kontrak terbaru dihargai sekitar USD10 per dosis vaksin yang diproduksi J&J, atau sekitar USD14,50 per dosis, termasuk USD456 juta sebelumnya yang dijanjikan pemerintah AS kepada J&J untuk pengembangan vaksin pada Maret 2020.

Angka itu sebanding dengan USD 19,50 per dosis yang dibayar pemerintah AS untuk vaksin yang dikembangkan Pfizer Inc dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech SE.

J&J  mengatakan akan mengirimkan vaksin ke Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA) secara nirlaba untuk digunakan setelah persetujuan atau otorisasi penggunaan darurat Food and Drug Administration (FDA) AS.

 

Pemerintah AS juga dapat membeli 200 juta dosis tambahan berdasarkan perjanjian berikutnya. Namun, J&J belum membeberkan nilai kesepakatan tersebut.

J&J berencana mempelajari rejimen satu atau dua dosis vaksin secara paralel akhir tahun ini. Rejimen suntikan tunggal dapat memungkinkan lebih banyak orang untuk divaksinasi dengan jumlah dosis yang sama dan akan menghindari masalah seputar membuat orang kembali untuk dosis kedua.

Ini adalah kesepakatan pertama J&J untuk memasok vaksin investigasinya ke suatu negara. Pembicaraan sedang berlangsung dengan Uni Eropa, tetapi belum ada kesepakatan yang dicapai.

Vaksin investigasi J&J saat ini sedang diuji pada sukarelawan yang sehat di AS dan Belgia dalam studi tahap awal. Saat ini tidak ada vaksin yang disetujui untuk COVID-19. Lebih dari 20 dalam uji klinis.

KEYWORD :

Johnson & Johnson Vaksin COVID-19 Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :