Dampak ledakan di Beirut, Lebanon (Foto: Reuters)
Jakarta, Jurnas.com - Politisi Druze Lebanon, Walid Jumblatt, meminta penyelidikan internasional atas ledakan pelabuhan Beirut lantaran ia tidak percaya pada pemerintah yang menuding ledakan itu karena ketidaksengajaan.
"Kami sama sekali tidak percaya pada geng yang berkuasa ini," kata Jumblatt dilansir Middleeast, Jumat (07/08)
Ia menuntut pemerintah netral dan menekankan bahwa negaranya akan menghilang, jika bukan karena bantuan negara asing dan kawasan Arab.
Jumblatt adalah mantan anggota parlemen Lebanon. Partainya memiliki anggota parlemen di parlemen tetapi tidak ada di kabinet.
Dia diangkat sebagai kepala Progresif Sosialis Lebanon pada bulan Januari dengan dukungan dari gerakan Hizbullah dan sekutunya.
Pada Selasa Lebanon mengalami ledakan dahsyat yang terdengar sampai ke Siprus. Lebih dari 157 orang tewas dan 5.000 luka-luka akibat ledakan tersebut.
Ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang telah disimpan secara tidak aman di pelabuhan Beirut selama enam tahun, menurut Presiden Michel Aoun.
Petugas Pemadam dan Pejabat Kehutanan Chile Didakwa akibat Kebakaran Hutan Tiga Bulan Lalu
Ledakan Beirut Korban Tewas Politikus Lebanon