Sekretaris jendral gerakan perlawanan Libanon Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menyampaikan siaran pidato dari ibukota Lebanon, Beirut, pada 25 Mei 2019.
Beirut, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah telah mendesak penyelidikan yang tidak memihak atas ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa pekan ini.
Berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat (7/8), Nasrallah mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas bencana mematikan itu harus dimintai pertanggungjawaban terlepas dari afiliasi mereka.
Ia menekankan bahwa penyelidikan tersebut seharus terbebas dari motif politik atau sektarian.
Ledakan dahsyat pada Selasa (4/8) terjadi di gudang pelabuhan yang menyimpan bahan yang sangat eksplosif, khususnya amonium nitrat, yang biasa digunakan dalam pupuk dan bom, menewaskan 154 orang dan melukai 5.000 lainnya.
Menggambarkan ledakan itu sebagai bencana kemanusiaan dan nasional yang besar, Nasrallah meminta semua warga Lebanon untuk bersatu untuk mengatasi cobaan tersebut.
Ia juga menepis spekulasi media sebagai "ketidakadilan" pada awal tragedi bahwa Hizbullah menyimpan rudal di pelabuhan. Menurutnya, tuduhan itu bertujuan untuk menghasut rakyat Lebanon melawan kelompok perlawanan.
Nasrallah menolak klaim tersebut, dan mengatakan bahwa media yang menyebarkan tuduhan tersebut memiliki motivasi politik dan berusaha untuk memicu perang saudara di Lebanon.
Ia juga mengungkapkan kesiapan kelompok perlawanan untuk membantu semua korban ledakan. "Kami siap untuk menampung keluarga tunawisma dan memberi mereka perumahan alternatif," katanya.
Pada Rabu (5/8), seperti diberitakan Press TV, Gubernur Beirut, Marwan Aboud mengatakan ledakan itu telah menyebabkan 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
KEYWORD :Ledakan Mengerikan Lebanon Hizbullah Lebanon Sayyid Hassan Nasrallah