Selasa, 26/11/2024 14:52 WIB

Gus Menteri: 30 Persen Desa di Indonesia Kurang Tersentuh Inovasi

Catatan Gus Menteri, masih ada sekitar 3.000 desa yang belum tersentuh oleh listrik dan sekitar 11.000 desa yang belum ada jaringan internet

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat beri sambutan di peluncuran Desa Berinovasi dalam momentum Hakteknas 2020 (Humas Kemendes)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menandatangani Nota Kesepahaman untuk peluncuran program `Desa Berinovasi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Desa Berinovasi`.

Penandatanganan ini dilakukan di tengah peringatan puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2020 di Gedung BJ Habibie, Jakarta Senin (10/8/2020), yang disaksikan langsung oleh Wakil Presiden RI Ma`ruf Amin melalui sambungan virtual.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar bersyukur dengan adanya kerjasama ini karena memang desa-desa di Indonesia sebanyak 74.953 memang masih membutuhkan sentuhan dan perhatian dari sejumlah pihak.

"Dari 74.953 desa di Indonesia, sekitar 30 persen masih kurang sentuhan inovasi," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

Selain itu, dalam catatan Gus Menteri, masih ada sekitar 3.000 desa yang belum tersentuh oleh listrik dan sekitar 11.000 desa yang belum ada jaringan internet.

"Desa-desa ini membutuhkan bantuan dari sejumlah pihak agar bisa berkembang dan maju," kata Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.

Olehnya, sentuhan teknologi dari Kemenristek/BRIN maka inovasi Teknologi Tepat Guna Desa berupa pembangkit listrik "Pycohydro" yang mana melalui program ini juga, skalanya akan dinaikkan menjadi "Microhydro" bakal memberi penerangan bagi desa yang belum tersentuh listrik.

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma`ruf Amin mengatakan, proses hilirisasi inovasi memang tidak mudah, perlu melewati sejumlah tahapan sebelum bisa dipasarkan, antara lain sertifikasi, uji klinis, hingga izin edar.

Karena itulah dibutuhkan kerja sama penta-helix antara inovasi, akademisi, investor/industri, dan pemerintah untuk mengawal hilirisasi inovasi tersebut.

"Semoga peringatan Hakteknas 2020 ini dapat menjadi motivasi bagu inovator lainnya, dan semakin banyak produk baru," kata Wapres Amin.

"Bagi para peneliti dan inovator yang belum berhasil, jangan berhenti berusaha. Suatu hari nanti akan menemukan inovasi baru dan bermanfaat," imbuh dia.

Wapres juga mengapresiasi kinerja Konsorsium Riset Covid-19. Hingga saat ini, konsorsium di bawah Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Inovasi dan Riset Nasional (Kemristek/BRIN) itu sudah menelurkan 57 produk inovasi Covid-19.

Desa Berinovasi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Desa Berinovasi merupakan program yang bertujuan untuk menggerakkan ekonomi, dan menemukan peluang bisnis melalui penerapan teknologi untuk pengembangan produk unggulan, serta membangun keterampilan dan kompetensi masyarakat.

Pengembangan teknologi tepat guna dilakukan melalui 11 bidang usaha yakni pariwisata, hasil perkebunan, hasil pertanian, budidaya non pangan, pengolahan hasil perikanan, budidaya pangan, pengolahan hasil peternakan, pengolahan makanan dan minuman, kerajinan, dan pengolahan sampah.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Desa Desa Berinovasi Desa Maruf Amin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :