Menteri Desa Abdul Halim Iskandar (kanan) bersama pustakawan berkuda Ridwan Sururi asal Desa Serang Purbalingga.
Seorang Pria Cowboy berlaku bijaksana, bagi keadaan liyan yang membutuhkan tapi didera keterbatasan. Ia tidak berasal dari dataran Amerika Utara, Meksiko atau kota bagian Texas di negeri Paman Sam nun jauh disana. Ia saudara sebangsa dan setanah air- yang bukan sekedar menjadi tulang punggung keluarganya. Lebih dari itu, ia memberi makna bagi kehidupan orang-orang sekitar sebagai pahlawan kenyataan. Setidaknya, cerita seperti itu yang terdengar sampai di telinga Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (Gus Menteri).
Cerita yang kemudian tidak berakhir sekadar informasi di sela-sela makan siang semata. Mungkin ada sisi epik yang menggertak impresi Gus Menteri sehingga ia tergerak ingin mendatangi desa tempat laki-laki paruh baya yang biasa melakukan tugas mulianya itu.
Sebenarnya, menuju desa Serang, Karangreja, Purbalingga bukan jarak yang relatif dekat dari ibukota -dimana cucu KH Bisri Syansuri melaksanakan tugas biasanya di kantor Kementerian. Pesona ketulusan seseorang yang baik hati telah memberi energi tersendiri baginya. Karena itu, gus Menteri tak ragu lagi untuk beranjak.
Jalan-jalan di sekitar gunung Slamet sarat liukan tikungan, agak terjal namun penuh dengan kesegaran. Udara yang bersih dan keadaan kampung yang bersahaja. Nuansa yang asri, namun begitulah kenyataan lainnya. Para kepala keluarga disana cukup mampu memenuhi kebutuhan hidup sewajarnya.
Tak ada yang berlebih untuk sekedar menanggung biaya buku bacaan anak-anaknya. Sesuatu yang sebenarnya menggelisahkan, bahwa buku juga kebutuhan. Pengetahuan juga asupan pokok yang tak kalah pentingnya bagi kognisi generasi bangsa. Hingga seorang Ridwan Sururi tercerahkan jiwanya. Penduduk setempat yang menghabiskan umurnya sebagai pemelihara kuda ini menggagas perpustakaan mandiri. Tepatnya, perpustakaan keliling yang menjajakan jasa pinjaman buku bacaan gratis bagi masyarakat dengan media kuda yang selama ini dibesarkan bersama keluarganya.
Hari yang terang dan berbahagia. Gus Menteri akhirnya menjejakkan kakinya di ranah perkampungan dimana si pahlawan literasi bermukim. Sebuah cerita yang ditebus untuk didapati kebenarannya. Gus Menteri bertemu langsung tokoh utama dalam cerita. Si Cowboy pemerhati buku bacaan. Gus Menteri menyalaminya, membekap tangan dengan tangan pria yang ranjing dengan topi bersayap lebar ala Cowboy Head tersebut. Uluran salam yang hangat dan sambutan yang sama hangatnya. Keduanya pun terlibat perbincangan dengan hingar bingar kejenakaan penuh canda tawa. Seperti kawan lama walaupun sebenarnya baru berjumpa.
Senyum sumringah menandai kebungahan Ridwan disambangi gus Menteri. Pria yang gemar mengenakan kostum kemeja lengan panjang dengan rompi khas texas tersebut tak lupa mengenalkan “teman juang”-nya, kuda putih yang diberi nama Luna. Tentu bukan Luna Maya, walaupun sangat mungkin sebutan itu terinspirasi dari aktris pesohor tanah air tersebut. Dalam hal ini, Ridwan tak membahasnya. Ia lebih banyak mempersentasikan ihwal aktifitasnya menyusuri jalan-jalan desa, menawarkan koleksi buku-buku bacaan dalam dua kotak besar di sisi kanan-kiri pelana yang dipanggul Luna setiap hari.
Ridwan menuturkan bahwa tak ada yang lebih membuatnya bahagia pada hidup yang dijalaninya. Dengan melihat wajah anak-anak menatap bacaan dari buku-bukunya, ia sudah merasakan sebab-akibat kebahagiaan yang paling bermakna.
“Saya senang sekali kalau banyak yang pinjam buku,” ucap Ridwan di dekat gus Menteri di desa Serang, Karangreja, Purbalingga, Maret lalu.
Bagi Gus Menteri, laku sosial yang dijalani Ridwan adalah daya guna luar biasa bagi penguatan tradisi literatif di pelosok. Ia berharap Ridwan menjadi suluh inspirasi bagi masyarakat Indonesia yang lain.
Waktu beringsut, gus Menteri harus pamit mengakhiri perjumpaan yang berarti tersebut. Sebelum akhirnya beranjak kembali ke Jakarta, gus Menteri menyempatkan berdoa.
“Kita doakan, semoga beliau panjang umur. Sukses selalu. Dan beliau menurut saya, orang yang pertama layak masuk surga,” ucap gus Menteri sembari dijawab “Aamiin” sejumlah masyarakat yang turut berkumpul bersama keduanya.
KEYWORD :
Halim Iskandar Menteri Desa Pustakawan