Sabtu, 23/11/2024 05:55 WIB

Menlu Iran Sebut Kesepakatan Israel-UEA Tak Surutkan Perlawanan Palestina

Iran mengatakan, kesepakatan antara Israel dan UEA sebagai contoh

Menteri Luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, kesepakatan antara rezim Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjalin hubungan antara kedua belah pihak tidak mempengaruhi perlawanan Palestina terhadap rezim Tel Aviv.

Dilansir dari Press TV, Zarif membuat pernyataan dalam percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Jihad Islam, Ziad al-Nakhala pada Jumat (14/8), menyesalkan Abu Dhabi dan perjanjian yang banyak dikutuk oleh rezim Zionis sebagai hal yang mengkhawatirkan.

Sebelumnya, Israel dan UEA mencapai kesepakatan yang akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua pihak, dalam kesepakatan yang tampaknya dibantu oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Di bawah perjanjian tersebut, Israel diduga setuju untuk menangguhkan penerapan aturannya sendiri ke daerah-daerah lebih jauh di Tepi Barat yang diduduki dan Lembah Yordania yang strategis yang telah dijanjikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk dicaplok.

Kesepakatan itu menuai kecaman dari berbagai kelompok Palestina serta pendukung mereka dari seluruh dunia. "Kami yakin bahwa langkah berbahaya ini tidak akan berdampak pada perlawanan rakyat Palestina dan gerakan perlawanan," kata Zarif.

Ia juga menekankan bahwa apa yang disebut kesepakatan itu pasti akan meningkatkan kebencian rakyat di wilayah ini dan Palestina atas kebijakan yang bertentangan dengan perjuangan Palestina.

Sebelumnya, Zarif juga mengutuk perjanjian tersebut. Ia menyebut kesepakatan tersebut sebagai contoh "kebodohan strategis" yang hanya akan memperkuat front perlawanan regional.

Sementara menghargai dukungan permanen Iran untuk perjuangan Palestina, Nakhala, pada bagiannya, mengatakan bahwa tindakan kejam tidak akan mempengaruhi perlawanan rakyat Palestina.

Tak lama setelah pengumuman kesepakatan Israel-UEA, Jihad Islam, sambil mengecam perjanjian tersebut, telah menekankan bahwa itu adalah tanda penyerahan Abu Dhabi ke Tel Aviv tanpa berdampak apa pun pada pengurangan konflik di wilayah Palestina yang diduduki.

Secara terpisah pada Jumat (14/8), Zarif juga melakukan percakapan telepon dengan Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan perlawanan Palestina, Hamas. Ia mengecam perjanjian Israel-UEA dan menekankan dukungan permanen Iran untuk Palestina.

Haniyeh, pada bagiannya, berterima kasih kepada Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei serta pemerintah Iran dan rakyatnya atas dukungan konstan mereka terhadap perjuangan Palestina.

"Kami akan selalu melanjutkan garis perlawanan dan berperang melawan pendudukan, dan kami tidak akan terpengaruh oleh tindakan pengkhianatan seperti itu, tetapi kami merasakan sakit dari belati yang menusuk rakyat Palestina dari belakang," tambah Haniyeh.

KEYWORD :

Uni Emirat Arab Israel Negara Teluk Amerika Serikat Donald Trump Mohammad Javad Zarif




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :