Sabtu, 21/12/2024 18:51 WIB

Peringati Perang Dunia II, Shinzo Abe Tobat Perang

Setidaknya empat menteri kabinet Jepang memberikan penghormatan secara langsung di Yasukuni, tempat mengenang 14 pemimpin masa perang Jepang yang dihukum sebagai penjahat perang oleh pengadilan Sekutu, serta korban perang Jepang.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berpidato dalam upacara peringatan 75 tahun penyerahan Jepang dalam Perang Dunia II di aula Nippon Budokan pada 15 Agustus 2020 di Tokyo, Jepang. Carl Court / Pool melalui REUTERS

Tokyo, Jurnas.com -  Perdana Menteri, Jepang Shinzo Abe, berjanji tidak akan pernah mengulangi tragedi peperang. Itu disampaikan pada peringatan 75 tahun momen Jepang menyerah kepada sekutu dalam Perang Dunia Kedua.

"Jangan pernah mengulangi tragedi perang. Kami akan terus berkomitmen pada janji yang teguh ini," ujar Abe, yang mengenakan masker pada upacara resmi mengenang korban perang dalam Perang Dunia Kedua di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

Abe mengirim persembahan ritual ke Kuil Yasukuni Tokyo untuk korban perang. Tetapi menghindari kunjungan pribadi yang akan membuat marah China dan Korea Selatan.

Setidaknya empat menteri kabinet Jepang memberikan penghormatan secara langsung di Yasukuni, tempat mengenang 14 pemimpin masa perang Jepang yang dihukum sebagai penjahat perang oleh pengadilan Sekutu, serta korban perang Jepang.

Kuil ini dipandang oleh Beijing dan Korea Selatan sebagai simbol agresi militer Jepang di masa lalu. Abe sendiri terakhir ke kuil Yasukuni secara langsung sejak Desember 2013 karena sentimen tersebut.

Anggota Partai Liberal Demokratik, Shuichi Takatori mengatakan membuat persembahan atas nama Abe sebagai pemimpin partai, menyampaikan pesan bahwa Abe memberikan penghormatan dari hati kepada korban perang.

Kaisar Naruhito juga mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas masa perang yang dijalani Jepang. "Saya sangat berharap kerusakan akibat perang tidak akan terulang lagi," kata Kaisar Naruhito pada upacara mengenang pada korban perang.

Naruhito, cucu Kaisar Hirohito, adalah raja pertama Jepang yang lahir setelah perang. Pria yang berusia 60 tahun itu naik tahta tahun lalu setelah ayahnya, Akihito, menurunkan tahta itu kepadanya.

Korea Selatan memperingati tanggal yang sama, 15 Agustus sebagai sebagai Hari Pembebasan Nasional, membenci penjajahan Jepang di semenanjung tahun 1910-1945.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan, Seoul selalu siap untuk membahas perselisihan sejarah dengan Tokyo.  "Pintu negosiasi masih terbuka lebar," kata Moon dalam pidatonya di Seoul.

Hubungan Jepang dengan Korea Selatan terutama tertekan oleh perselisihan mengenai kompensasi bagi orang Korea yang dipaksa bekerja di tambang dan pabrik Jepang pada masa perang.

Selain itu, ketegangan hubungan kedua negara juga terkait masalah perempaun-perempuan Korea Selatan, yang dipaksa bekerja di rumah bordil bagi pasukan militer Jepang.

Selain Korea Selatan, Tiongkok memiliki kenangan pahit tentang invasi dan pendudukan pasukan kekaisaran di beberapa bagian negara dari tahun 1931 hingga 1945.

“Kita harus belajar dari sejarah, biarlah sejarah menjadi peringatan untuk masa depan, dan menunjukkan bahwa kita siap berperang jika terjadi perang,” kata komentar dari surat kabar resmi militer China, Tentara Pembebasan Rakyat. (Reuters)

KEYWORD :

Korea Selatan Jepang Shinzo Ab Perang Dunia II




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :