Sabtu, 23/11/2024 15:48 WIB

Tahap Awal Normalisasi Hubungan, UAE-Israel Buka Saluran Telepon

Di bawah perjanjian tersebut, Israel setuju untuk sementara menangguhkan penerapan aturannya sendiri ke daerah-daerah lebih jauh di Tepi Barat yang diduduki dan Lembah Yordania yang telah dijanjikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk dicaplok.

Bendera nasional Emirat di ibu kota Abu Dhabi (atas) dan bendera nasional Israel. (AFP)

Abu Dhabi, Jurnas.com - Uni Emirat Arab menghapus blokir layanan telepon dengan Israel dan membuka blokir situs web Israel sebagai bagian dari perjanjian baru kedua negara untuk menormalkan hubungan bilateral

Menteri Luar Negeri Israel dan Uni Emirat Arab mengadakan panggilan telepon langsung pertama yang diakui secara publik pada Minggu (16/8) setelah perjanjian Abu Dhabi baru-baru ini untuk menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.

Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahyan dari UEA dan mitranya dari Israel, Gabi Ashkenazi, berbicara melalui telepon untuk meresmikan saluran yang baru dibuka.

Tak lama kemudian, Ashkenazi berkicau bahwa kedua rezim memutuskan bersama pada pembentukan saluran komunikasi langsung sebelum penandatanganan perjanjian normalisasi dan agenda pertemuan segera.

Tautan telepon untuk publik juga aktifkan di antara kedua belah pihak. Menurut laporan, situs berita Israel, yang sebelumnya diblokir di UEA, juga dapat diakses menggunakan koneksi internet UEA.

"Saya mengucapkan selamat kepada Uni Emirat Arab atas pemblokirannya," kata Menteri Komunikasi Israel Yoaz Hendel di Twitter, menambahkan bahwa normalisasi hubungan kedua rezim dapat membuka banyak peluang ekonomi.

Otoritas Pengaturan Telekomunikasi UEA dan dua operator telekomunikasi utama negara itu, Du dan Etisalat, tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Israel dan UEA pada 13 Agustus mencapai kesepakatan yang akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua belah pihak, dalam kesepakatan yang tampaknya ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Di bawah perjanjian tersebut, Israel setuju untuk sementara menangguhkan penerapan aturannya sendiri ke daerah-daerah lebih jauh di Tepi Barat yang diduduki dan Lembah Yordania yang telah dijanjikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk dicaplok.

Menurut kesepakatan tersebut, delegasi Israel dan UEA akan bertemu dalam beberapa minggu mendatang untuk menandatangani perjanjian bilateral yang mencakup sektor-sektor termasuk investasi, pariwisata dan penerbangan langsung serta pembukaan kedutaan timbal balik.

Abu Dhabi dan Tel Aviv juga pada Sabtu (15/8) menandatangani kesepakatan bisnis pertama sejak kesepakatan tersebut. Perusahaan Investasi Nasional APEX Emirat dan Israel Tera Group akan bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan terkait COVID-19, termasuk perangkat pengujian.

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan negara itu berencana untuk menandatangani perjanjian tentang visa timbal balik, dengan mengatakan rincian lebih lanjut akan diumumkan pada waktunya.

Kesepakatan antara Israel dan UEA untuk menormalkan hubungan diplomatik, menuai kecaman di Timur Tengah dan di tempat lain. Para pemimpin Palestina menggambarkannya perjanjian tersebut sebagai tusukan dari belakang oleh sebuah negara Arab.

Faksi-faksi terkemuka Palestina telah menyuarakan kebencian mereka yang kuat pada perjanjian tersebut.

Dalam percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Jihad Islam Ziad al-Nakhala pada Jumat (14/8), Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan kesepakatan antara rezim Israel dan UEA tidak mempengaruhi perlawanan Palestina terhadap Tel Aviv.

"Kami yakin bahwa langkah berbahaya ini tidak akan berdampak pada perlawanan rakyat Palestina dan gerakan perlawanan," kata Zarif. (Press TV)

KEYWORD :

Uni Emirat Arab Israel Amerika Serikat Donald Trump Saluran Telepon




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :