Logo BUMN dan PTPN. (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Langkah transformasi yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN), menjadi salah satu bukti keberhasilan Kementerian BUMN dalam melakukan restrukturisasi. Hal itu disampaikan, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, di Jakarta, dalam keterangannya, Minggu (29/8/2021).
"Ini menjadi contoh keberhasilan Kementerian BUMN dalam melakukan restrukturisasi, transformasi, dan meningkatkan kinerja Holding Perkebunan Nusantara," kata Arya.
Arya menambahkan, kondisi Holding Perkebunan Nusantara sebelum ini dalam kondisi sulit. Beban utang menumpuk akibat kinerja kerja yang buruk. Tercatat, utang Holding Perkebunan Nusantara mencapai Rp 41 triliun.
"Tahun lalu, Holding PTPN masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,1 triliun. Namun, kinerja Holding kini sudah moncer. Bahkan, bisa menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,4 triliun," ujar Arya.
Selain itu, Arya juga memuji langkah Holding PTPN menerapkan teknologi digital, bahkan sudah berhasil menembus tingkat maturitas level 4. Kondisi ini mampu mengubah citra PTPN dari perusahaan yang megap-megap dan sulit berkembang menjadi perusahaan yang moncer.
"Bayangkan, selama ini kan citra PTPN adalah perusahaan tradisional. Kini, PTPN masuk ke level teknologi digital dengan maturitas level 4. Hanya ada tiga BUMN lho, yang masuk level itu. Salah satunya PTPN ini," ucap Arya.
Seperti diketahui, laba bersih perseroan naik 227,8% senilai Rp 1,45 trilliun atau naik 2 kali lipat lebih dari tahun lalu yang sebelumnya rugi sebesar Rp 1,1 trilliun (yoy). Perseroan bahkan 2 tahun berturut-turut mengalami kerugian.
Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan, kinerja keuangan didukung oleh beberapa aspek antara lain restrukturisasi, peningkatan produksi dan produktivitas, serta peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi.
Di tengah pandemi Covid-19, perusahaan memperlihatkan tren kinerja positif melalui pelaksanaan operational excellence, back to basic, serta penekanan pada culture planters. Capaian itu antara lain didukung oleh meningkatnya produksi CPO 19% di atas tahun lalu dan penurunan beban biaya produksi sebesar 14% dari tahun lalu," ujarnya.
Selain laba, Revenue PTPN tumbuh 36,37% mencapai Rp 21,26 triliun atau tumbuh sebesar 36,37% (yoy) di atas pencapaian tahun lalu.
Abdul Gani juga menambahkan, perseroan sudah menyelesaikan restruktursisasi utang senilai Rp 41 trilliun, dan meluncurkan produk ritel, Nusakita.
"Sejak akhir 2019 manajemen terus melakukan transformasi bisnis beserta Anak Perusahaan melalui strategi perusahaan yang tersusun dalam roadmap transformasi perusahaan", paparnya.
KEYWORD :Kementerian BUMN Arya Sinulingga PTPN Restrukturisasi