Kamis, 26/12/2024 19:15 WIB

Krisis Myanmar

Rohingnya Dibantai, Suu Kyi Masih Bungkam

Aung San Suu Kyi menyatakan bahwa pemerintah merespons situasi ini. Namun, saya tidak melihat adanya upaya dari sisi pemerintah untuk menyelidiki soal tuduhan pelanggaran HAM,

Perkampungan warga Rohingnya Myanmar dibakar oleh tentara setempat. Aung San Suu Kyi penerima nobel perdamaian dari Myanmar malah bungkam.

Myanmar - Peraih Nobel Perdamaian dan juga penasehat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi masih memilih bungkam terhadap aksi kekerasan militer terhadap etnis Rohingnya di negara bagian Rakhine. Tak ayal,  Suu Kyi mendapat kritikan pemerhati hak asasi manusia.

Dilansir Reuters,  setidaknya 86 warga tewas dan 30 ribu lainnya melarikan diri akibat serangkaian aksi kekerasan militer terhadap Rohingya di Rakhine. Sementara itu, terdapat berbagai laporan media bahwa etnis Rohingya berupaya melarikan diri ke Bangladesh, namun juga ditolak oleh penjaga perbatasan.

Alasan militer setempat membantai kelompok muslim itu, akibat serangan pos polisi Myanmar pada 9 Oktober lalu, menewaskan sembilan aparat. Bukti belum jelas, tapi militer sudah menuduh Rohingnya yang menjadi biang kejadian tersebut.

Tak sedikit korban dan kecaman, namun Suu Kyi sebagai pemimpin bayangan Myanmar yang mengklaim posisinya berada di atas Presiden Htin Kyaw, belum bersikap.

Perwakilan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)  di Myanmar, Yanghee Lee, mengkritik cara Suu Kyi menangani krisis ini. Ia menyerukan agar pemerintah menginvestigasi berbagai tudingan aksi pembantaian warga Rohingya oleh militer Myanmar.

"Penasihat negara, Aung San Suu Kyi menyatakan bahwa pemerintah merespons situasi ini berdasarkan hukum yang berlaku. Namun, saya tidak melihat adanya upaya dari sisi pemerintah untuk menyelidiki soal tuduhan pelanggaran HAM," ujar Lee, dikutip dari Sydney Morning Herald.

"Malah, nampaknya, pemerintah hanya merespons dengan membantah tuduhan tersebut," tuturnya.

Lee mendesak pemerintah Suu Kyi bertindak  dan melindungi warga sipil Rohingya.  "Aparat keamanan seharusnya tidak diberikan kekuasaan untuk meningkatkan operasi mereka," ucap Lee.

KEYWORD :

Krisis Myanmar Aung San Su Kyi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :