Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi memberi isyarat saat berbicara dalam konferensi pers di Islamabad, Pakistan 17 September 2021. (Waseem Khan/Reuters)
Islamabad, Jurnas.com - Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Filippo Grandi mengatakan pada, Taliban membuka ruang untuk diskusi dan keterlibatan dalam masalah hak asasi manusia, termasuk hak perempuan dan minoritas.
"Ada ruang untuk diskusi dan keterlibatan tentang masalah ini," kata Grandi kepada wartawan dalam konferensi pers di Islamabad setelah mengakhiri kunjungannya ke Afghanistan, dikutip dari Reuters, Sabtu (18/9)
Pada kunjungan tersebut Grandi mengatakan, membahas masalah tersebut dengan berbagai otoritas Taliban. "Saya didorong oleh itu," tambahnya.
Dengan meningkatnya laporan pelanggaran hak asasi manusia dan hak sipil, berbagai kelompok dan negara telah mendesak badan-badan internasional untuk terlibat dengan Taliban.
Grandi juga meminta masyarakat internasional untuk terus terlibat dengan Taliban untuk menyelamatkan Afghanistan dari bencana, dan untuk menyelamatkan kawasan itu dari ketidakstabilan.
Penguasa Afghanistan Tidak Hadir, Pertemuan HAM PBB Soroti Sikap Taliban terhadap Perempuan
Sejak Taliban mengambil alih pada 15 Agustus, beberapa protes jalanan yang dipimpin oleh perempuan telah dibubarkan. Orang-orang telah ditahan dan dipukuli. Taliban telah berjanji untuk menyelidiki insiden tersebut.
Ketika mereka terakhir berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban memberlakukan versi ketat hukum Islam dan menghukum orang dengan cambuk, amputasi, dan eksekusi di depan umum.
Aktivitas perempuan seperti pekerjaan dan pendidikan sangat dibatasi.
Sejak merebut kembali kekuasaan, Taliban telah mencoba menyampaikan pernyataan damai, tetapi bagi banyak orang masa depan masih belum pasti.
"Apakah mereka akan mengizinkan perempuan bekerja? Akankah mereka mengizinkan anak perempuan bersekolah? Bagaimana mereka akan memperlakukan minoritas?" Grandi mengatakan, menambahkan ini adalah pertanyaan, yang menjadi perhatian masyarakat global. (Reuters)
KEYWORD :Taliban Hak Asasi Manusia Filippo Grandi UNHCR