Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto Reuters)
Moskow, Jurnas.com - Rusia menilai pengusiran delapan diplomat Kremlin oleh NATO, merusak upaya normalisasi dan dialog dengan aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) tersebut.
Sebelumnya, delapan diplomat Rusia diusir NATO karena dianggap sebagai mata-mata. Ini merupakan pukulan terbaru bagi hubungan Timur-Barat yang sudah berada di posisi terendah pasca-Perang Dingin.
"Ada inkonsistensi yang jelas dalam pernyataan perwakilan NATO tentang keinginan mereka untuk menormalkan hubungan dengan negara kita dan dalam tindakan nyata mereka," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan dikutip dari Reuters pada Kamis (7/10).
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
Peskov mengatakan tindakan NATO tidak menunjukkan bahwa hubungan Rusia dan Barat dapat dinormalisasi dan atau dialog bisa dilanjutkan. "Faktanya, prospek ini hampir sepenuhnya dirusak."
Misi Moskow ke markas NATO di Brussel, selanjutnya akan dibagi dua "sebagai tanggapan atas dugaan kegiatan Rusia yang memfitnah, termasuk pembunuhan dan spionase".
Pada 2018 lalu, setelah keracunan mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal di kota Salisbury, NATO menarik perjanjian untuk penunjukan tujuh staf yang terakreditasi untuk misi Rusia ke aliansi, dan menolak permintaan akreditasi yang tertunda untuk tiga orang lainnya.
Dewan Atlantik Utara, majelis NATO, juga mengurangi ukuran maksimum misi Rusia sebanyak 10 orang dari sebelumnya 30 orang.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko pada Rabu ini menuduh NATO bermuka dua. Seorang anggota parlemen pro-Kremlin berjanji bahwa Moskow akan membalas, meskipun tidak harus dalam bentuk barang.
KEYWORD :NATO Rusia Kremlin Pengusiran Diplomat