Bendera kebangsaan Jerman (Foto: Doknet)
Berlin, Jurnas.com - Polisi Jerman mulai menyelidiki kasus misterius "sindrom Havana", yang diyakini telah mempengaruhi sekitar 200 pejabat Amerika Serikat (AS) dan anggota keluarga di seluruh dunia. Demikian keterangan Kedutaan Besar AS di Berlin.
Sindrom ini mencakup migrain, mual, kehilangan ingatan dan pusing, dan menjadi perhatian publik pada 2016 silam, setelah puluhan diplomat di Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, mengeluhkan gejalanya.
Menanggapi laporan majalah berita Der Spiegel, yang dikutip Reuters pada Jumat (8/10), polisi Berlin sejak Agustus telah menyelidiki "dugaan serangan senjata sonik terhadap karyawan Kedutaan Besar AS", tetapi menolak memberikan informasi lebih lanjut.
Pada Juli lalu, Austria juga bekerja sama dengan pihak berwenang AS untuk menyelesaikan serentetan kasus, yang dicurigai menimpa sejumlah diplomat AS di Wina.
William Burns, Direktur Badan Intelijen Pusat AS, pada Juli lalu menyebut ada sekitar 100 petugas CIA, dan anggota keluarga di antara 200 atau lebih pejabat dan kerabat AS, menderita "Sindrom Havana".
Burns mencatat bahwa panel Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS pada Desember lalu menemukan, penggunaan sinar "energi terarah" adalah penyebab yang masuk akal.
Dia mengatakan ada "kemungkinan yang sangat kuat" bahwa gejala itu disebabkan secara sengaja, dan Rusia dalam hal ini dicurigai bertanggung jawab, meski Moskow membantah terlibat.
Sindrom Havana Jerman Kasus Misterius Penyakit Aneh