Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri terbitkan panduan melawan virus corona
LONDON, Jurnas.com - Ilmuwan Inggris mengidentifikasi gen yang menggandakan risiko kematian akibat COVID-19. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Genetics.
Termuan ini memberikan wawasan baru mengapa beberapa orang lebih rentan terhadap penyakit ini daripada yang lain. Ini juga membuka kemungkinan pengobatan yang ditargetkan.
Para peneliti di Universitas Oxford pada Jumat (5/11) mengatakan, sekitar 60 persen orang keturunan Asia Selatan membawa gen berisiko tinggi. Penemuan ini sebagian menjelaskan tingginya jumlah kematian yang terlihat di beberapa komunitas Inggris, dan efek COVID -19 di anak benua India.
Para ilmuwan menemukan, peningkatan risiko bukan karena perbedaan pengkodean genetik protein, tetapi karena perbedaan dalam DNA yang membuat semacam saklar untuk menghidupkan gen.
Sinyal genetik itu kemungkinan akan mempengaruhi sel-sel di paru-paru, sementara versi gen yang diidentifikasi berisiko lebih tinggi, yang disebut LZTFL1, mungkin mencegah sel-sel yang melapisi saluran udara dan paru-paru merespons virus dengan benar.
Namun, gen versi risiko yang lebih tinggi tidak mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang membuat antibodi untuk melawan infeksi, kata para peneliti, menambahkan bahwa orang-orang yang membawa versi gen ini harus merespon secara normal terhadap vaksin.
"(Studi) menunjukkan bahwa cara paru-paru merespons infeksi sangat penting. Ini penting karena sebagian besar perawatan berfokus pada mengubah cara sistem kekebalan bereaksi terhadap virus," kata Profesor James Davies, salah satu pemimpin penelitian.
Ilmuwan Inggris Gen Kematian akibat COVID-19