
Indonesia menempati posisi kelima di dunia untuk masalah stunting (Foto: Ilustrasi/The Asian Parents)
JAKARTA, Jurnas.com - Prancis melalui Kedutaan Besarnya untuk Indonesia siap berkolaborasi dengan Indonesia melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mempercepat penurunan stunting.
Hal ini dikemukakan oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard pada acara "Exploring Future Collaboration with the Embassy of France", di Hotel Westin Jakarta, Kamis (18/11).
Chambard mengatakan, Kedutaan Besar Prancis selalu menyambut baik kerja sama multilateral dengan otoritas Indonesia dan badan-badan PBB terkait. Misalnya, pada topik yang sangat akrab dengan BKKBN.
"Kami sedang menjajaki upaya bersama United Nations Population Fund (UNFPA) untuk mengelaborasi buku teks tentang kesehatan seksual dan reproduksi untuk Sekolah Menengah Atas Indonesia," kata dia.
"Upaya bersama serupa dapat diterapkan di bidang pengurangan stunting. Saya percaya kerja sama ilmiah dapat dilakukan lebih lanjut, dengan pelatihan para ahli dan pengembangan proyek penelitian bersama di bidang kebijakan publik atau dalam pelatihan medis khusus," tambah dia.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dalam hal ini diwakili Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, M Rizal. M. Damanik mengatakan, menyambut baik kolaborasi tersebut.
"Kami berharap melalui acara ini, BKKBN dan Kedutaan Besar Perancis dapat membangun hubungan dan kerjasama yang baik, terutama dalam rangka pengembangan sumber daya manusia Indonesia, termasuk pengurangan stunting," imbuhnya.
Dia juga menekankan, memastikan nutrisi yang tepat adalah kunci untuk mengoptimalkan kesehatan anak perempuan, ibu hamil, ibu, dan bayi baru lahir. Karena itu, intervensi harus direncanakan sesuai dengan siklus hidup manusia, termasuk periode pra-kehamilan.
Menurut dia, gizi yang tidak memadai untuk ibu hamil dapat berpengaruh pada kesehatan ibu dan anak, seperti kematian ibu, kelahiran prematur, keguguran, kekurangan gizi dan risiko kesehatan lainnya termasuk stunting.
"Oleh karena itu, intervensi dini yang menargetkan perempuan dan remaja putri terutama mereka yang berada dalam posisi rentan sangat penting," tegas dia.
Sebagai infromasi, Prancis berkomitmen mengentaskan malnutrisi melalui kerja sama internasional dan kebijakan kesehatan masyarakat nasional. Strategi tersebut, tidak hanya terbatas pada makanan, tetapi mencakup kesehatan, lingkungan yang bersih, sehat, dan perawatan kesehatan untuk ibu dan anak.
Komitmen Prancis berkontribusi dalam penurunan stunting melalui pemenuhan nutrisi yang baik bagi ibu dan anak seperti terlihat pada beberapa proyek misalnya di Laos dengan meningkatkan status nutrisi 480 penduduk desa di Laos. Laos memiliki angka stunting sebesar 33 persen dari populasi nasional.
Selain itu, Prancis mengalokasikan total anggaran 40 juta Euro pada 2019 untuk membantu penduduk mendapatkan kembali otonomi pangan mereka dan meningkatkan ketahanan mereka terhadap krisis pangan. Badan Pembangunan Prancis berkomitmen lebih dari 900 juta euro setiap tahun untuk pembangunan pertanian dan ketahanan pangan.
Di Indonesia sendiri, Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting turun dari 27,6% menjadi 14% pada tahun 2024. Maka Indonesia harus menurunkan angka stunting sebesar 2,7% setiap tahun sehingga itu BKKBN membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik nasional maupun internasional dalam rangka percepatan penurunan stunting di Indonesia dan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Acara ini juga dihadiri University and Education Cooperation Attache, Embassy of the Republic of France Ms. Philomene Robin dan Deputy Director for European Affairs I, Kementerian Luar Negeri RI Bapak Jahardi Fischer P. Nadeak
KEYWORD :Prancis BKKBN Stunting M Rizal. M. Damanik