Rabu, 19/02/2025 11:50 WIB

Jokowi Minta Teknologi dan Mekanisasi Petanian Dikenalkan ke Petani

Jokowi mengatakan, penanaman jagung dengan mesin traktor terbukti mampu memangkas waktu menjadi lebih cepat. Penggunaan ini bahkan disarankan untuk model penanaman di areal yang lebih luas.

Presiden Jokow Widodo didampingi Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat melakukan penanaman jagung di area pertanian di Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, pada Selasa, (23/11).

JENEPONTO, Jurnas.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pemanfaatan teknologi dan mekanisasi pertanian diperluas dan dikenalkan kepada para petani Indonesia.

Hal itu disampaikan Jokowi, yang didampingi Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat melakukan penanaman jagung di area pertanian di Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, pada Selasa, (23/11).

"Saya kira mekanisasi seperti ini perlu dikenalkan kepada seluruh petani agar penggunaan alat-alat semiberat seperti ini bisa juga dilakukan. Dan tadi saya juga pegang traktor sangat mudah juga," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, penanaman jagung dengan mesin traktor terbukti mampu memangkas waktu menjadi lebih cepat. Penggunaan ini bahkan disarankan untuk model penanaman di areal yang lebih luas.

"Tadi kan kita melakukan penanaman dengan planter untuk khusus jagung tapi tadi juga saya mencoba untuk penanaman dengan traktor yang dibelakangnya ada planternya. Saya kira dua-duanya baik tapi kalau dengan hamparan yang sangat luas memang yang paling cepat adalah memakai traktor karena cepat sekali," katanya.

Dia berharap, penanaman jagung dengan mesin traktor ini mampu mendorong Sulawesi Selatan menjadi wilayah pemasok komoditas jagung nasional dengan hasil produksi mencapai 7 ton per hektare sehingga Sulawesi Selatan bisa memenuhi produksi jagung sebanyak 1,8 juta ton.

"Jadi kita harapkan dengan semakin banyaknya petani yang menanam jagung, makan kekurangan stok jagung secara nasional dapat segera kita tutup," katanya.

Sementara itu, Syarul mengatakan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) telah melaksanakan program peningkatan indeks pertanaman jagung yang mampu menanam tiga kali per tahun.

Perlu diketahui, indeks pertanaman jagung di Kabupaten Jeneponto saat ini mencapai 200 atau dua kali tanam dalam setahun. Kementan pun terus mendorong sehingga pertanaman bisa menjadi 3 kali setahun.

Jeneponto memiliki luas lahan jagung eksisting sebesar 70.052 hektare dengan produktivitas 6 sampai 7 ton per hektare sehingga diperoleh produksi jagung 280.000 ton.

"Upaya konkret yang kita dilakukan untuk tercapainya peningkatan indeks pertanaman ini yakni penambahan alat mesin pertanian untuk percepatan olah tanah dan tanam, penggunaan bibit unggul, penyediaan sumur bor dan terjaminya aliran air irigasi dari bendungan Karalloe, bahkan penyediaan fasilitas dana kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani," ujarnya.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Pusat Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyami mengatakan, pertanian harus didukung dengan SDM unggul supaya mampu berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi.

Dedi mengatakan, Kementan melalui berbagai perangkat kerjanya sejak lima tahun terakhir sudah menerapkan mekanisasi teknologi untuk menggenjot produksi.

"PDB pertanian kita meningkat, inflasi terkendali dan banyak capaian lain yang dibangun melalui mekanisasi. Karena itu, pemerintah berharap petani Milenial mampu mengimplementasikan keilmuan dan kemampuannya untuk kejayaan pertanian Indonesia," ujarnya.

KEYWORD :

Mekasisasi Pertanian Joko Widodo Jeponto Jagung Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :