Anggota Komisi III DPR, Erma Suryani Ranik
Jakarta - Tindakan represif Polri terkait penangkapan terhadap sejumlah tokoh atas dugaan upaya makar dan penghinaan kepada kepala negara dinilai merusak sistem demokrasi di tanah air.
Anggota Komisi III DPR Erma Suryani Ranik mengatakan, tindakan represif aparat kepolisian terkait penangkapan tokoh itu justru membungkam suara-suara kritis masyarakat."Saya khawatir, tindakan seperti ini terus dilakukan, polisi menjadi aparat represif untuk perbedaan pendapat, ini berbahaya. Kita berjuang tegakkan demokrasi, tidak mudah," kata Erma, saat rapat kerja dengan Kapolri, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/12).Baca juga :
Rachmawati Menangis Minta Kasus Makar Dihentikan
Tindakan Polri, kata Erma, mengulang kembali sejarah pada zaman orde baru. Dimana publik dibungkam dari suara kritis terhadap pemerintah.
Rachmawati Menangis Minta Kasus Makar Dihentikan
Baca juga :
Rachmawati Akui Kirim Dana Rp300 Juta
Dalam kesempatan itu, Ia juga merasa heran bahwa penangkapan yang dilakukan Polri terhadap beberapa tokoh tidak memenuhi kualifikasi atau persyaratan untuk melakukan upaya makar."Rachmawati duduk di kursi roda, agak sulit buat kami memahami mereka ini menggagas dan mampu melaksanakan makar," tandasnya.Rachmawati Akui Kirim Dana Rp300 Juta
Baca juga :
Rachmawati Sebut UUD 45 Harga Mati
Rachmawati Sebut UUD 45 Harga Mati
Penangkapan Tokoh Polri Tangkap Tokoh Gerakan Makar