Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyaksikan penandatanganan BKKBN Jawa Tengah dengan BP4 Jawa Tengah dalam rangka Percepatan Penerunan Stunting, Semarang, Semarang, 17 Desember 2021. (Foto: Supianto/Jurnas.com)
SEMARANG, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih sangat memprihatinkan.
Hal itu disampaikan usai menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) BKKBN Jawa Tengah dengan Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) tentang Percepatan Penuruna Stunting, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (17/12).
Hasto mengatakan, misi Presiden Joko Widodo untuk menciptakan SDM berkualitas menghadapi sejumlah tantangan. Di antaranya, mental emotional disorder 9,8 persen stunting 27,7 persen, autisme dan difabel 4 persen, ODGJ 7/1000, dan yang kecanduan narkotika 5 persen.
"Hampir 40 persen lebih generasi kita tidak berkualitas karena penyakit-penyakit seperti itu. Inilah profil SDM kita. SDM kita masih sangat memprihatinkan," kata Hasto.
Hasto menjelaskan, proporsi usia penduduk saat ini yang produktif dan yang tidak produktif selisinya berlipat-lipat. Walau begitu, usia yang produktif belum tentu orangnya produktif karena berbagai macam penyakit tersebut.
Terima KNPI DKI Jakarta, HNW Dorong Generasi Muda Ambil Peran Selamatkan Perpolitikan Indonesia
"Yang usia produktif baik, tapi orangnya belum tentu produktif karena ada berbagai macam masalah tadi. Kalau seandainya tidak produktif maka menjadi beban negara bukan menjadi modal negara," tegas Hasto.
Hasto juga mengingatakan, windows offortunity atau yang dikenal dengan bonus demografi waktunya hanya singkat. "Kira-kira tahun 2035 sudah lewat karena apa? Sudah banyak tua-tua. Kita itu angka harapan hidupnya meningkat, sehingga aging population," kata dia.
Ketua MPR Publikasikan Hasil Riset Terkait Empat Pilar Kebangsaan di Jurnal Ketahanan Nasional UGM
Hasto menegaskan bahwa penentu kesuksesan pemanfaatan bonus demografi untuk menuju Indonesia emas tahun 2024 diciptakan melalui kualitas SDM generasi muda atau remaja.
"Semua negara pada umumnya pendapatan per kapitanya meningkat pada saat usia mudanya banyak dan usia tuanya sedikit dan balitanya sedikit. Jepang Korea Selatan begitu. Tapi begitu usia tunya banyak seperti Jepang juga melambat. Jangan sampai kita mengalami seperti itu," ujar dia.
KEYWORD :BKKBN Hasto Wardoyo Bonus Demografi Kualitas SDM