Senin, 28/04/2025 13:57 WIB

Poster Taliban Perintahkan Perempuan Pakai Hijab Tuai Protes

Beredar poster di kafe dan toko Kabul awal bulan ini untuk mendorong pemakaian burqa, kerudung seluruh tubuh yang juga menutupi wajah.

Wanita Afghanistan secara tradisional mengenakan burqa - kebanyakan dijual dalam warna biru, putih dan abu-abu - tetapi jubah hitam kurang umum di seluruh negeri [File: Mohd Rasfan/AFP]

Kabul, Jurnas.com – Banyak perempuan Afghanistan di ibu kota Kabul memprotes kampanye poster yang diluncurkan oleh Taliban, yang mendorong perempuan untuk mengenakan burqa atau hijab.

Kementerian Afghanistan untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan menempel poster di kafe dan toko Kabul awal bulan ini untuk mendorong pemakaian burqa, kerudung seluruh tubuh yang juga menutupi wajah. Itu tidak mengeluarkan arahan resmi.

"Menurut hukum Syariah, seorang perempaun Muslim harus mengamati jilbab," tulis poster-poster itu, bersama dengan gambar-gambar perempuan berpakaian burqa biru dan lainnya dengan pakaian serba hitam, dikutip dari Aljazeera.

Banyak perempuan Muslim di seluruh dunia memilih untuk mengenakan hijab dalam berbagai gaya sebagai ekspresi kepercayaan mereka dan bagian dari identitas budaya mereka.

Perempaun Afghanistan secara tradisional mengenakan burqa kebanyakan dijual dalam warna biru, putih dan abu-abu, tetapi jubah hitam kurang umum di seluruh negeri.

Taliban, yang kembali berkuasa pada Agustus mengklarifikasi, aturan berpakaian tidak wajib, tetapi bersikeras, perempuan harus menutupi tubuh mereka seperti yang dipersyaratkan agama Islam. Selama tugas terakhir mereka berkuasa antara tahun 1996 dan 2001, pemakaian burqa diberlakukan secara ketat.

Saat ini, jalan-jalan di pusat kota Kabul dipenuhi perempuan yang mengenakan berbagai gaya kerudung. Sementara beberapa mengenakan burqa yang menutupi wajah mereka, yang lain mengenakan jilbab dan berbagai busana tradisional dan barat campuran.

Banyak perempuan Afghanistan tak mempermasalahkan karena hijab sudah menjadi bagian dari pakaian sehari-hari banyak perempuan Afghanistan, sementara yang lain mengutuknya sebagai pelanggaran terhadap kebebasan mereka.

"Sebagai perempaun Afghanistan, kami tahu hak dan kewajiban agama kami," kata Jamila Afghani, seorang aktivis hak-hak perempuan dan mantan wakil menteri tenaga kerja dan urusan sosial.

"Seharusnya menjadi pilihan wanita untuk mengenakan apa yang dia inginkan," kata Afghani, yang juga mengepalai Liga Internasional Wanita untuk Perdamaian dan Kebebasan (WILPF) di Afghanistan.

Bagi warga Afghanistan, kampanye tersebut juga menunjukkan obsesi Taliban terhadap hal-hal yang tidak penting di tengah krisis ekonomi yang semakin dalam yang membuat banyak keluarga tidak mampu memberi makan anak-anak mereka.

"Mereka seharusnya sibuk mengerjakan hal-hal yang lebih penting daripada pakaian wanita," kata Afghani. "Kebanyakan wanita sudah memakai cadar tradisional (selendang atau jilbab), jadi mengapa ini dinaikkan."

KEYWORD :

Perempuan Afghanistan Taliban Burqa Hijab Afghanistan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :