Seorang dokter menunjukkan botol vaksin Comirnaty Biontech-Pfizer untuk melawan COVID-19 di Institut Kesehatan dan Keamanan Pangan Zenica, Bosnia dan Herzegovina, 16 Desember 2021. (Foto ilustrasi: Reuters/Dado Ruvic)
London, Jurnas.com - Peneliti Inggris ingin menggunakan kembali terapi antivirus yang ada untuk mengobati COVID-19, Universitas Oxford mengatakan pada Jumat (4/2), dalam upaya untuk menghindari proses pengembangan yang panjang melalui obat-obatan yang tersedia.
Para ilmuwan pada awalnya akan menyaring 138 obat dengan aktivitas antivirus yang diketahui terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab COVID untuk mempelajari dan mengidentifikasi kombinasi yang kuat, kata universitas dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Dikutip dari Reuters, penyebaran Omicron yang cepat di seluruh dunia juga memaksa para peneliti untuk menemukan opsi yang bekerja melawan varian tersebut. Inggris saat ini memiliki penghitungan kasus COVID-19 tertinggi ketujuh secara global.
Kombinasi paling efektif yang ditemukan melalui proyek akan dipresentasikan kepada pihak berwenang Inggris, termasuk Satuan Tugas Antivirus dan UK-CTAP, sehingga mereka dapat ditambahkan ke uji klinis, kata Oxford.
"Ada banyak manfaat dengan menemukan perawatan baru dengan cara ini," kata Ultan Power, salah satu peneliti utama proyek tersebut.
WHO Imbau Pelancong Pakai Masker
"Mereka telah melalui semua pemeriksaan yang diperlukan sehingga kami tahu mereka aman dan tersedia, mereka dapat digunakan sendiri dan digunakan di rumah, membantu mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan."
Proyek senilai £1,6 juta atau sekitar Rp 31,11 miliar itu dipimpin Queen`s University Belfast, dengan para ahli dari Queen`s, University of Liverpool dan Oxford. Ini didanai oleh Dewan Penelitian Medis Inggris.
Ilmuwan Inggris Varian Omicron Obati COVID-19