Sabtu, 23/11/2024 22:12 WIB

Visi Perjuangan PDIP dan NU Sangat Mirip, Ini Penjelasannya

Membangun hubungan horizontal dan vertikal

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam diskusi dipandu Gus Miftah

Jakarta, Jurnas.com - PDIP dengan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki garis besar dan visi yang sama mengenai persatuan Indonesia, bahkan dunia.

"Hubungan itu pulalah yang membuat kedua organisasi ini melangkah beriringan dan saling membutuhkan," jelas Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto pada acara dialog dalam rangka Harlah Ke-96 NU ke-96 secara hybrid, Sabtu (12/2/2022).

Hasto mengatakan tema Harlah ke-96 NU yang diangkat Ketum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf ialah "Merawat Alam Semesta, Membangun Peradaban" sangat birip bahkan sama dengan PDIP.

Sebab di PDI Perjuangan, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri menyatakan membangun peradaban kemudian merawat jagat.

"Sudah menjadi kultur bagi partai, bahwa politik itu membangun peradaban. Bahwa setiap ulang tahun partai itu kita lakukan gerakan dari simpatisan dan anggota partai untuk merawat pertiwi," papar Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu menyampaikan lambang NU yang menggambarkan semangat persatuan dunia juga sama dengan spirit PDIP yang digaungkan Proklamator RI Bung Karno.

Begitu juga semangat membangun hubungan antara manusia secara horizontal dan vertikal ke sesama makhluk ciptaan Allah SWT.

"Sama dengan yang digagas Bung Karno itu yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia itu untuk membangun persaudaraan dunia," jelas Hasto.

Mahasiswa S3 Universitas Pertahanan itu mengingatkan NU telah menginspirasi Bung Karno untuk memperjuangkan kemerdekaan RI, begitu juga negara-negara lainnya. Bung Karno, lanjut Hasto, setelah Indonesia mendapatkan kedaulatan kemerdekaan lalu menggagas Konferensi Asia-Afrika pada 1965.

Bung Karno, lanjut Hasto, menggunakan Indonesia untuk mengajak bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih terbelenggu dengan penjajahan agar memerdekakan diri.

"Dari situ, bangsa Afrika terutama negara-negara Islam, terinspirasi dari spirit Dasasila Bandung dan kemudian didorong oleh Bung Karno untuk meraih kemerdekaan," jelas Hasto.

Alumnus UGM itu menyatakan Bung Karno bahkan meminjamkan rumah di Jalan Serang, Menteng, Jakarta Pusat untuk Maroko, Aljazair, dan Tunisia merancang kemerdekaannya. Dan hal itu, menurut Hasto, menjadi prinsip PDIP untuk menjaga persaudaraan dunia sama halnya seperti semangat NU.

"Pada 1965, Bung Karno mendapat gelar pahlawan pembebas dan kemerdekaan bangsa-bangsa Islam," kata Hasto.

Pada acara dialog ini, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadi narasumber.

Begitu juga Ahmad Basarah (Wakil Ketua MPR RI), Eri Cahyadi (Walikota Surabaya), Hamka Haq (Ketua DPP PDI Perjuangan)  Mochamad Nur Arifin (Bupati Trenggalek) dan Zuhairi Misrawi (Dubes RI untuk Tunisia).

KEYWORD :

Membangun Peradaban PDI Perjuangan Nahdlatul Ulama Hasto Kristiyanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :