Penandatanganan MoU BKKBN dengan Rumah Zakat/Humas BKBBN
JAKARTA, Jurnas.com - Kepela Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, angka stunting di Indonesia terus memperlihatkan tren penurunan.
Dari data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) diketahui bahwa angka stunting pada 2019 sebesar 27,67 persen, sedangkan pada 2021 kasus stunting menurun di angka 24,40 persen. Dengan kata lain, dalam dua tahun terjadi penurunan 3,3 persen kasus stunting.
"Penurunan angka stunting ini pun berarti upaya dan intervensi yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga pemerintah menunjukkan hasil yang baik,"kata Hasto dalam keterangannya diterima Jurnas.com, Sabtu (26/2).
Kisah Pejuang Stunting di Tengah Minimnya Kesadaran Masyarakat, `Bersatu Kita Teguh Bertiga Kita Tangguh`
Hal ini disampaikan saat menghadiri penandatanganan MoU dengan Rumah Zakat tentang Sinergitas Program Bangga Kencana dengan Program Desa Berdaya dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting, yang dilaksanakan dalam Acara Publik Expose Rumah Zakat Tahun 2022.
Saat ini, lanjut Hasto, target dari BKKBN skala nasional salah satunya adalah menekan angka stunting sebanyak 3,5 persen turun dalam waktu dua tahun.
"Dalam dua tahun ke depan, Indonesia harus melihat capaian konkret dan terukur, terutama agar prevalensi stunting turun ke angka 14 persen pada 2024, sesuai target RPJMN 2020-2024. Bahkan angka stunting diharapkan menjadi nol persen pada 2030," kata Hasto.
Sejak diterbitkan Perpres No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN telah melakukan berbagai langkah strategis.
Langkah ini termasuk dengan menyusun Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) yang terdiri dari penyediaan data keluarga resiko stunting, pendampingan keluarga stunting, pendampingan calon pengantin, audit stunting, pengawasan keluarga berpotensi stunting, perencanaan pengadaan, pengawasan dan akuntabilitas, evaluasi dan pelaporan.
Ia menegaskan bahwa pelibatan dan kerja kolaboratif di seluruh tingkatan pemerintahan sangat penting untuk mengawal konvergensi program atau kegiatan dalam upaya mencapai target penurunan stunting.
"Mempertimbangkan waktu yang tersedia, kurang dari tiga tahun mengawal konvergensi program ataupun kegiatan dalam upaya target penurunan stunting yang telah ditetapkan sehingga dapat menjangkau target-target sasaran, seperti remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita," lanjutnya.
Hasto mengingatkan bahwa pengentasan stunting harus didukung dengan sumber daya yang mencukupi, sehingga setiap intervensi yang diperlukan, dipastikan sampai hingga ke tingkat keluarga yang dikategorikan rawan stunting.
Bentuk sinergi dapat juga dengan mengisi Kampung Keluarga Berkualitas (kampung KB) dengan salah satu kegiatan baru yaitu pembentukan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
"Maka harapannya ibu hamil, ibu yang mau hamil, ibu menyusui bisa mendapat perhatian untuk mendapatkan nutrisi produk olahan dari Dashat ini, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk mensosialisakan menu sehat bagi ibu-ibu hamil, ibu menyusui serta balita dalam mengatasi stunting secara khusus di kampung KB," kata Hasto.
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi menyatakan bahwa kolaborasi lintas sektor dan kementerian terkait dan dukungan para donatur adalah kunci keberhasilan program-program peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
"Kita mampu memberikan lebih dari 42 juta penerima manfaat di 34 provinsi di Indonesia dengan dana bersumber dari sebanyak 789.000 donatur, serta menghadirkan 1695 desa berdaya, 20 sekolah juara, 9 klinik pratama," papar Nur Efendi.
Memasuki tahun ke 24 di tahun 2022 ini, Nur Efendi menambahkan bahwa penguatan terhadap program-program pemberdayaan masyarakat perlu terus dilakukan, salah satu program intervensi paling efektif yaitu pemberdayaan masyarakat di tingkat desa.
"Cara kita memberdayakan Indonesia yaitu dengan pembentukan Desa Berdaya, dimana ada pendampingan fasilitator pemberdayaan oleh relawan inspirasi, program pemberdayaan terintegrasi yang disesuaikan dengan potensi desa dan memiliki badan usaha milik masyarakat (BUMMAS)," tutur Nur Efendi.
KEYWORD :
BKKBN Hasto Wardoyo Rumah Zakat Nur Efendi Penaganan Stunting