Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu. (Foto: Dok. Parlementaria)
Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi XI DPR, Masinton Pasaribu mempertanyakan alat monitor yang dipakai Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan dalam mengawasi aksi penyelundupan yang didominasi melalui jalur laut.
Informasi yang didapatkan Masinton, Ditjen Bea Cukai selama ini tidak memiliki peralatan yang memadai sesuai dengan saran organinasi kepabeanan dan cukai dunia. Misalnya, kapal cepat dan drone pengawas.
“Saya tidak tahu apakah kita dengan garis pantai yang sangat panjang ini apakah bea cukai memiliki peralatan yang canggih untuk mendeteksi jalur-jalur penyelundupan terutama melalui laut dan pantai? Saya rasa perlu kami tahu karena pengawasan sepanjang garis pantai itu sudah menggunakan drone pengawas. Itu juga salah satu yang disarankan organisasi bea cukai dunia,” kata Masinton dalam Rapat Dengar Pendapat (RPD) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/4).
Dirjen Bea Cukai Askolani merespon pertanyaan itu. Dia akui, peralatan yang dimiliki masih dalam skala medium atau tertinggal jauh.
“Jadi memang kami akui peralatan masih medium. Bukan spesifikasi cukup tinggi. Kami belum ada drone. Lalu kapal kami kalau dilihat pak, adalah kapal-kapal lama pak. Jadi itu yang kami maintenance, kita perbaiki. Kapal kayu yang dipakai di Kapabean itu juga sudah puluhan tahun, sudah lebih dari 30 tahun,” kata Askolani.
Kendati begitu, Askolani mengklaim kinerja di lapangan masih bisa dimaksimalkan lewat ketekunan dan langkah-langkah efisiensi.
“Dengan tentunya kami melaksanakan tugas dilapangan melakukan untuk pencegahan dan the law enforcement menkombinasikan Antara pengunaan IT.
Jadi kita punya pusat data (puskom) dan puskodal yang bisa memantau pergerakan kapal, itu satu. Lalu kedua, kami juga bersinergi dengan aparat penegak hukum (APH) lain,” ungkapnya.
Askolani menagaskan, tidak mungkin pihaknya dapat melakukan kerja-kerja yang maksimal di lapangan jika hanya mengandalkan peralatan yang ada saat ini. Tentu, sambung dia, dengan sinergi dengan APH lain, seperti Angkatan Laut, Polairud, Bakamla dan Perhubungan, yang notabene memiliki kapal-kapal lebih banyak dan peralatan yang lebih memadai.
“Tentunya ini tanggungjawab kita bersama untuk bisa menjaga laut kita. Dengan segala tantangan, kondisi itu kemudian kami melaksanan tugas. Alhamdulillah kami konsisten bisa dengan semangat yang tinggi teman-teman di lapangan bisa menjaga dan terus meningkatkan langkah-langkah untuk bisa mencegah (penyelundupan) lebih optimal,” tandasnya.
KEYWORD :Warta DPR Komisi XI Masinton Pasaribu PDIP Ditjen Bea Cukai penyelundupan Askolani