Sabtu, 14/12/2024 04:11 WIB

Perum Bulog Gelontorkan 160 Ton Daging Kerbau Impor dari India

Daging tersebut akan dilepas dengan harga Rp 80.000 per kg.

Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Wasoso (Buwas) memantau langsung kedatangan daging Impor dari India di Terminal Mustika Alam Lestari, Tanjung Priok pada Kamis (14/4).

Jakarta, Jurnas.com -  Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) baru saja mendatangkan daging impor kerbau asal India sebanyak 160 ton. Daging tersebut akan dilepas dengan harga Rp 80.000 per kg.

"Hari ini ada 6 kontainer yang datang yang masing-masing kontainer isi 28 ton. Ini masuk dalam tahap kedua dan akan terus berlanjut hingga 36.000 ton," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat memantau langsung kedatangan daging impor di Terminal Mustika Alam Lestari Tanjung Priok, Kamis (14/4).

Perum Bulog menerima penugasan untuk mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton pada 2022 sebagai alternatif pilihan bagi konsumen dalam memenuhi ketersediaan daging serta menjaga stabilisasi harga daging di tingkat konsumen.

"Untuk kontrak impor daging kerbau tahap pertama sebanyak 20 ribu ton sudah masuk semua pada akhir Maret 2022 dan langsung berjalan untuk tahap kedua yang diperkirakan sampai dengan lebaran nanti akan tiba sebanyak 36 ribu ton," jelas pria yang disapa Buwas itu.

Buwas mengatakan, daging kerbau impor ini akan langsung disitribusikan ke seluruh divisi regional (Divre) Bulog yang ada di seluruh Indonesia. Khusus, di Pulau Jawa akan diedarkan melalui ritel-ritel.

"Pak Mendag sudah mengecek di Rawamangun, rata-rata  daging Rp 120.000-Rp 130.000 per kilogram. Nah, ini daging kerbau sampai di konsumennya Rp 80.000 per kg. Jadi, nanti di ritel-ritel termasuk di Indomart atau Alfamart jangan sampai ada yang menjual lebih dari itu," ujarnya.

Buwas juga mengingatkan bahwa sasaran utama daging kerbau impor kali ini utamanya untuk Ramadan dan lebaran ditujukan langsung untuk konsumen bukan untuk industri.

"Jadi, kita jaga daging ini supaya tidak lari ke industri. Kalau ini diserap industri maka industri untungnya berlipat-berlipat karena modalnya cuman Rp 80.0000 paling mahal," kata Buwas.

Untuk mengawasi peredaran daging  kerbau ini di lapangan, Buwas mengatakan bekerja sama dengan satgas pangan. "Jadi, dari Bulog sendiri ikut mengawasi dibantu satgas pangan  mengawasi peredaran daging ini, jangan sampai nanti disalahgunakan," tegas Buwas.

KEYWORD :

Perum Bulog Daging Impor Kerbau India Budi Waseso




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :